Hebatnya Ghozali membuat semua itu dengan metode biologi yang ramah lingkungan. Selulosa misalnya dihasilkan dari bakteri yang diberi media cair tapioka.
Upaya Ghozali tak sia-sia. Bioplastik produksinya lebih padat, lebih kuat, tak mudah sobek dan tak gampang lumer.
“Dengan cara yang kita lakukan, ketahanan mekanik bioplastik meningkat secara signifikan,” beber Ghozali
Ghozali mengaku menggunakan pati aren sengaja dilakukan. Menurutnya penggunaan pati jagung dan beras sebenarnya bisa dilakukan tetapi itu akan mengganggu ketahanan pangan.
Ini mengingat beras dan jagung menjadi sumber pangan penduduk.
Meski kekuatannya meningkat dari bioplastik pada umumnya, Ghozali menyatakan bioplastik buatannya tetap ramah lingkungan dan bisa terdegradasi secara alami.
Hasil penelitian Muhammad Ghozali ini tentu saja membuat gembira Dekan FTUI, Prof Dr Heri Hermansyah, ST, MEng, IPU.
”Penelitian ini sangat potensial sebagai pengganti plastik sekali pakai,” kata Heri Hermansyah.
Editor : M Mahfud