JAKARTA, iNewsDepok.id - Serangan rudal Himars yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina menewaskan sekitar 400 tentara Rusia dan melukai 300 lainnya di kompleks sekolah kejuruan di kota Makiivka, Selasa (3/1/2023).
Daniil Bezsonov, seorang pejabat senior Moskow di Donetsk, menyebut bahwa sekolah kejuruan itu digunakan sebagai barak oleh pasukan Rusia.
Serangan itu menuai kritik di kalangan blogger pendukung perang dan beberapa pejabat atas keputusan militer Rusia menggunakan infrastruktur sipil untuk menampung tentara.
"Siapa yang datang dengan ide untuk menempatkan personel dalam jumlah besar di satu gedung, di mana bahkan orang bodoh pun mengerti bahwa meskipun mereka menyerang dengan artileri, akan ada banyak yang terluka atau mati?" tulis Archangel Spetznaz Z, blogger militer Rusia dengan lebih dari 700.000 pengikut di Telegram.
“Menampung personel di gedung alih-alih menempatkan mereka di tempat penampungan secara langsung membantu musuh. Dari situasi di Makiivka, perlu untuk menarik kesimpulan terberat,” tulis Andrey Medvedev, seorang jurnalis ultra-konservatif yang merupakan wakil ketua parlemen kota Moskow.
Vladlen Tatarsky, seorang blogger militer yang ditemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada September 2022, bahkan menyerukan pengadilan untuk kepemimpinan militer Rusia.
Warga Rusia pun disebut marah atas penanganan gelombang pertama mobilisasi. Mereka mengeluhkan wajib militer yang tidak dipersiapkan, kepemimpinan yang lemah, dan penyediaan peralatan yang tidak memadai.
Serangan rudal Himars di kota Makiivka merupakan salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan Rusia sejak perang dimulai. Menteri Pertahanan Rusia mengklaim angka kematian yang jauh lebih kecil, yakni 63 hingga 70 orang.
Editor : M Mahfud