JAKARTA, iNewsDepok.id - Analis yang dibuat oleh pusat riset Institute for the Study of War yang berbasis di AS menyebut bahwa pasukan Rusia telah mencapai puncaknya (kulminasi) dalam pertempuran di kota Bakhmut dan tak dapat bergerak lebih jauh lagi.
"Jika pasukan Rusia di Bakhmut benar-benar mencapai puncaknya, mereka tetap dapat terus menyerang secara agresif ... meskipun serangan ini kemungkinan besar tidak akan menghasilkan keuntungan yang signifikan secara operasional," tulis pusat riset tersebut dalam sebuah unggahan di situs resminya, Rabu (27/12/2022).
ISW mencatat sejumlah indikator yang mendukung penilaian tentang pasukan Rusia di sekitar Bakhmut. Salah satu indikator menyebut pasukan Rusia beroperasi dalam kelompok penyerang seukuran regu beranggotakan 5-10 orang karena kalah dalam pertempuran.
Hal ini menunjukkan bahwa pasukan Rusia di daerah Bakhmut tidak lagi beroperasi sebagai kelompok taktis kompi dan batalion.
Indikator lain menunjukkan bahwa pasukan Grup Wagner yang memainkan peran utama di sekitar Bakhmut telah merosot sehingga harus dibantu oleh elemen Rusia yang lebih konvensional.
Tingkat gesekan yang tinggi di antara pasukan juga dinilai mempercepat terjadinya kulminasi. Hal ini harusnya dapat dihindari jika sejumlah besar unit militer reguler Rusia dikirim untuk mempertahankan serangan di Bakhmut.
Kepala badan intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, telah membuat klaim serupa tentang Bakhmut.
Menurutnya, pertempuran di Ukraina menemui jalan buntu karena baik Ukraina maupun Rusia tidak dapat membuat kemajuan yang signifikan. Ukraina tidak dapat mengalahkan pasukan Rusia dari segala arah secara komprehensif sambil menunggu senjata.
Doktrin militer AS mendefinisikan kulminasi sebagai titik di mana suatu pasukan tidak lagi mampu melanjutkan bentuk operasi, penyerangan, atau pertahanannya. Situasi tersebut, cepat atau lambat, akan memaksa pasukan untuk bertahan atau melakukan jeda operasional.
Editor : Mahfud