YOGYAKARTA, iNewsDepok.id –Keraton Yogyakarta menjadi satu-satunya keraton di Indonesia yang masih berfungsi hingga saat ini, bukan sekadar museum. Salah satu kuncinya adalah keunggulan sumber daya manusianya. Abdi dalemnya saja (pegawai) banyak yang dosen dan profesor.
Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlokasi di Kota Yogyakarta
Jika berkunjung ke Keraton Yogyakarta, akan dijumpai orang orang dengan berpakaian pakaian tradisional Jawa yang sibuk melakukan tugasnya di lingkungan keraton.
Salah satunya menyambut, melayani dan memberikan informasi tentang Keraton Yogyakarta kepada para wisatawan yang berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Mereka itu adalah abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Para abdi dalem tersebut adalah masyarakat yang dengan suka rela dan telah berjanji untuk setia dan tekun seumur hidupnya untuk mengabdikan diri kepada Keraton Yogyakarta.
Banyak warga Yogyakarta dan sekitarnya yang ingin menjadi abdi dalem keraton. Menjadi abdi dalem keraton bagi mereka memiliki kebanggaan tersendiri. Karena bisa mengabdikan diri ke keluarga Keraton Yogyakarta.
Meski gaji yang diterima para abdi dalem kecil, namun kehidupan dan perekonomian para abdi dalem rata rata dalam kondisi yang baik. Selain itu dari perilaku dalam kehidupan sehari hari juga lebih tenang dan santun.
Salah satu filosofi yang dipegang teguh para abdi dalem adalah ‘Ojo dumeh’, sebuah filosofi kehidupan orang Jawa yang mengajarkan selalu bersikap rendah hati dan tidak sok atau sombong.
Para abdi dalem biasanya memiliki pekerjaan lain di luar keraton. Berbagai profesi disandang para abdi dalem, mulai dari pegawai pemerintahan, guru, dosen, professor sampai para seniman Jogja.
Abdi dalem wajib datang ke keraton setiap 10 hari. Setiap kali datang, para abdi dalem harus menjalankan tugasnya masing masing di dalam lingkungan keraton selama 24 jam. Oleh sebab itu para abdi dalem sebagian masih bisa memiliki pekerjaan di luar keraton.
Salah satu syarat menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta adalah bersedia menerima budaya keraton. Karena Keraton Yogyakarta adalah penerus dari Kerajaan Mataram Islam, maka abdi dalem juga harus bersedia menerima budaya Islam. Meskipun abdi dalem tersebut tidak beragama Islam.
Tugas utama seorang abdi dalem keraton adalah menjaga dan melestarikan kebudayaan, khususnya budaya Keraton Yogyakarta.
Menjadi seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta tidak harus warga asli Yogyakarta. Beberapa abdi dalem berasal dari luar Kota Yogyakarta, seperti dari Magelang, Temanggung dan lain lain.
Selain itu juga menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta tidak harus mahir berbahasa Jawa. Yang penting mau belajar tentang bahasa Jawa, khususnya bahasa Jawa halus atau ‘Kromo Inggil’.
Editor : Mahfud