get app
inews
Aa Read Next : Gerhana Bulan Sebagian Hiasi Langit Indonesia pada 29 Oktober 2023, Daerah Mana Saja yang Dilintasi?

Ilmuwan Ungkap Hasil Penelitian, Daratan di Bumi Akan Bersatu Membentuk Superbenua

Rabu, 30 November 2022 | 14:28 WIB
header img
Selama 300 juta tahun ke depan, para ilmuwan memperkirakan akan ada superbenua baru yang disebut Amasia. Foto: Pixabay/PIRO

NEW YORK, iNewsDepok.id - Selama 300 juta tahun ke depan, para ilmuwan memperkirakan akan ada superbenua baru yang disebut Amasia.

Para ilmuwan telah mendeteksi adanya pergerakan besar di perut Bumi yang akan menciptakan semua daratan di Bumi akan bersatu secara perlahan untuk membentuk satu benua super besar.

Berdasarkan studi baru yang diterbitkan dalam National Science Review, para ilmuwan dari Curtin University berusaha untuk melihat ke masa depan mengenai seperti apa medan Bumi.

Dalam penelitian ini, penulis utama studi Chuan Huang dan tim menggunakan pemodelan geodinamik 4D dari lempeng tektonik Bumi untuk mencari tahu mengapa superbenua sebelumnya, seperti Pangea Ultima dan Novopangea, terbentuk secara berbeda satu sama lain di masa lalu.

Dua jalur utama di massa sebelumnya diperkirakan telah terbentuk melalui introversi atau ekstroversi. Introversi adalah ketika massa daratan bersatu, menutup badan air atau lautan internal, yang terbentuk karena superkontinen sebelumnya pecah.

Selama dua miliar tahun terakhir, Huang mengungkapkan, benua di Bumi telah bertabrakan bersama untuk membentuk superbenua setiap 600 juta tahun, yang dikenal sebagai siklus superkontinen.

"Ini berarti bahwa benua-benua saat ini akan bersatu kembali dalam waktu beberapa ratus juta tahun." jelas Huang mengenai penelitian ini, seperti dilansir dari Unilad pada Rabu (30/11/2022).  

Menurut Huang, superbenua baru akan melihat Australia bersatu dengan Asia.

"Superbenua baru yang dihasilkan telah diberi nama Amasia karena beberapa orang percaya bahwa Samudra Pasifik akan menutup (berlawanan dengan Samudra Atlantik dan Hindia) ketika Amerika bertabrakan dengan Asia,'' jelas Huang

Para peneliti menyimpulkan bahwa kekuatan litosfer samudera – pegunungan tengah laut tempat lempeng tektonik bertemu – sangat penting dalam menentukan mana dari keduanya yang mungkin terjadi. Dan setelah menyimpulkan itu, tim percaya bahwa mereka telah memecahkannya.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut