DEPOK, iNewsDepok.id - Prof. Siti Baroroh merupakan seorang guru besar perempuan pertama di Indonesia. Ia adalah seorang akademisi dan tokoh perempuan Indonesia yang memiliki beragam jasa.
Siti Baroroh lahir di Kauman, Yogyakarta pada 23 Mei 1925. Ayahnya H. Tamim bin Dja’far merupakan keponakan Nyai Ahmad Dahlan. Ia menikah dengan dr. Baried Ishom karena latar belakang keluarganya K.H. Ahmad Dahlan.
Meski telah menjadi seorang istri, Siti Baroroh tetap terus meningkatkan pendidikannya. Sejak muda ia memang memiliki semboyan ‘Hidup saya harus menuntut ilmu.’
Ia merupakan akademisi sekaligus aktivis yang berkontribusi dalam mengembangkan potensi wanita serta seorang tokoh Aisiyah. Ia bahkan memperkenalkan ormas perempuan ke dunia internasional.
Prof. Siti Baroroh pernah menjabat sebagai dekan di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Ketua Pengurus Pusat Nasyiatul Aisyiyah.
Di samping itu, Siti Baroroh merupakan seorang pakar sastra Arab dan tercatat sebagai perempuan pertama yang bergelar guru besar di Indonesia dan dikenal sebagai seorang pakar bahasa. Ia diangkat menjadi Guru Besar Fakultas Sastra UGM pada 27 Oktober 1964, di usianya yang amasih 39 tahun.
Mengenai pendidikan, Siti Baroroh mengenyam bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia. Siti juga pernah berkuliah di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.
Melalui kiprahnya Siti Baroroh berhasil membuktikan bahwa perempuan bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya di mana pun seperti halnya laki-laki.
Selama dua periode, 1965-1968 dan 1968-1971, ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra UGM, serta Ketua Jurusan Asia Barat Fakultas Sastra UGM periode 1963-1975. Siti Baroroh juga turut mengelola penerbitan Majalah Suara ‘Aisyiyah.
Siti Baroroh Baried menjadi salah satu sosok wanita paling berpengaruh dalam sejarah panjang Muhammadiyah dan tentu saja Aisyiyah.
Bahkan, Abd. Rohim Ghazali dalam tulisan di kolom Geotimes.co.id (2016) dengan judul “Kartini-Kartini Muhammadiyah” menyebut Siti Baroroh sebagai tokoh perempuan Muhammadiyah yang tergolong langka.
Banyak karya Siti Baroroh terkait pembelajaran mengenai filologi, ilmu tentang bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah.
Di antaranya Bahasa Arab dan Perkembangan Bahasa Indonesia (1970), Bahasa Indonesia sebagai Infrastruktur Pembangunan (1980), Panji: Citra Pahlawan Nusantara (1980), Pengantar Teori Filologi (1985), Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia (1985), Kedatangan Islam dan Penyebarannya di Indonesia (1989), dan lain-lain.
Prof. Siti Baroroh meninggal dunia pada tanggal 9 Mei 1999. Atas jasa-jasanya, pada tahun 2019 Prof. Siti Baroroh dianugerahkan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Joko Widodo.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani