Korban emosi karena terus diikuti dan sopir melontarkan kata-kata tak senonoh. Korban langsung marah ke sopir namun masih ditanggapi santai. “Dia masih berani lihat muka saya dan bilang gitu aja marah. Saya emosi dan saya tendang mobilnya dua kali,” ujarnya.
Tak hanya berhenti disitu, sang sopir masih saja membuntuti korban. Hingga akhirnya korban kesal tak tertahan dengan ulah sang sopir. “Dia ternyata tetap ngikutin saya dan saya makin emosi. Sampai akhirnya saya beranikan diri ambil handphone dan langsung saya foto. Setelah itu, temannya langsung berubah posisi duduk agak ke bawah dan kaki dinaikkan,” ceritanya.
R langsung merekam mobil dan sang sopir. Barulah setelah itu sopir pick up berusaha menghindari R. “Dia langsung nutupin mukanya, takut. Setahu saya dia mau lurus (ke Margonda) harusnya. Tapi karena saya videoin dia jadi putar balik ke Juanda,” ungkapnya.
Korban pun meneruskan perjalanan menuju kantornya dengan kondisi gemetar. Ketika sampai di kantor, korban baru menangis dan menceritakan peristiwa yang dialami. Menurutnya, tindakan pelaku sangat tidak menyenangkan dan termasuk dalam pelecehan.
“Ini menurut saya perbuatan yang sangat tidak menyenangkan. Walaupun hanya ucapan ya, tapi ini sudah masuk dalam kategori kekerasan seksual. Dan sampai sekarang jika saya mengingat peristiwa itu, tangan saya gemetar, saya merasa trauma, terlebih dia mengikuti saya hingga 1 KM lebih,” katanya.
Editor : Rinna Ratna Purnama