JAKARTA, iNews.id - Sebaran awan panas guguran Gunung Semeru menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik. Jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung Lumajang dan Malang juga terputus.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menggunakan alat berat wheel loader untuk membuka akses jalan Curah Kobokan. “BPBD Kabupaten Lumajang juga melakukan pendataan lanjutan terkait kerugian materil lainnya akibat peristiwa tersebut,” katanya, Minggu (5/12/2021).
Ia menjelaskan, dari pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Semeru masih dalam status level II atau Waspada. Pemantauan secara visual juga menunjukkan bahwa guguran awan panas telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava Gunung Semeru.
Sementara itu BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan sebaran guguran awas panas Gunung Semeru berdampak pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo pada Desa Pronojiwo, Oro-oro Ombo, Sumberurip, serta Dusun Curah Kobokan di Desa Supiturang serta Kecamatan Candipuro pada Dusun Kamarkajang di Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur.
Selain itu, terdapat delapan kecamatan dan beberapa desa yang terdampak abu vulkanik, meliputi Kecamatan Ampelgading pada Desa Argoyuwono. - Kecamatan Tirtoyudo pada Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari. - Kecamatan Pagelaran pada Desam Clumprit. - Kecamatan Wajak pada Desa Bambang. - Kecamatan Kepanjen pada Desa Panggungrejo dan Mojosari. - Kecamatan Dampit pada Kelurahan Dampit. - Kecamatan Bantur pada Desa Bantur dan Rejosari. - Kecamatan Turen pada Desa Talok.
BPBD terus melakukan koordinasi bersama perangkat desa setempat dan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) terkait pemutakhiran aktivitas Gunung Semeru. BPBD Kabupaten Lumajang juga mengimbau masyarakat setempat untuk tidak melakukan aktivitas di Daerah Aliras Sungai (DAS) Mujur di Curah Kobokan dan DAS lainnya maupun beberapa tempat yang dimungkinkan menjadi tempat aliran guguran awan panas.
Editor : Ikawati