DEPOK, iNewsDepok.id - Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (K3 FKM UI) angkat bicara soal tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Dalam pandangan ahli K3, kejadian tersebut sebagai gambaran lemahnya penerapan budaya K3 di Indonesia.
Ahli keselamatan kerja Departemen K3 FKM UI, Zulkifli Djunaedi mengatakan, sangat penting diterapkan K3 dalam penyelenggaraan suatu even, termasuk pertandingan sepak bola. Dalam pertandingan tersebut dihadiri ribuan massa. Jika tidak dilengkapi dengan induksi keselamatan, sistem, prosedur, sarana dan prasarana K3, semua itu berpotensi merenggut nyawa manusia.
“Tidak memadainya fasilitas dan sarana emergency menjadi faktor kritis pada kejadian multiple fatalities tersebut,” katanya, Rabu (5/10/2022).
Dia mempertanyakan adakah prosedur emergency response disiapkan oleh panitia. Dia juga heran mengapa gas air mata digunakan untuk meredam amukan massa. “Padahal sudah jelas dalam regulasi FIFA no 19 bahwa gas air mata dan senjata tajam tidak boleh digunakan dalam pengamanan massa di stadion,” ujarnya.
Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI, Fatma Lestari mengungkapkan alam rangka menjamin keselamatan masyarakat sangat diperlukan sebuah sistem dan prosedur keselamatan. Hal tersebut dapat dimulai dari kajian risiko keselamatan, manajemen risiko, hingga prosedur keadaan darurat. Perlu diidentifikasi juga berbagai risiko yang mungkin dihadapi ketika dalam pertandingan sepak bola.
Langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan manajemen risiko agar kecelakaan terhindari, terminimalisir hingga tidak terjadi. “Termasuk di dalamnya ada tindakan seperti apa saja yang harus dilakukan saat terjadi keadaan darurat seperti di Stadion Kanjuruhan beberapa hari lalu,” katanya.
Tragedi Kanjuruhan harus diinvestigasi mendalam secara independen dengan melibatkan semua unsur termasuk para ahli K3, ahli kedaruratan, perancang stadion, dan pihak lainnya. Hasil investigasi dan pembelajaran terpetik dari tragedi tersebut harus disosialisasikan agar kecelakaan serupa dapat dicegah dan menjadi pembelajaran bersama. Dia juga mengimbau para pecinta sepak bola untuk turut memahami pentingnya langkah tersebut.
“Jangan lupa untuk menghindari berbagai tindakan berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, ketahui prosedur keadaan darurat dan rute evakuasi stadion dimana Anda menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung,” ujarnya.
Ketua Departemen K3 FKM UI, Mila Tejamaya menambahkan, Crowd Safety Management merupakan lesson learned dari tragedi Kanjuruhan. Tanpa Crowd Management Plan, besar kemungkinan tragedi-tragedi perhelatan besar menjadi tidak terelakkan dan tentunya hal ini tidak diinginkan.
“Crowd safety adalah bagian dari K3, harus menjadi perhatian pemerintah setempat dalam memberikan perizinan untuk suatu event. Sebagai pembelajaran, Crowd Management Plan harus ditunjukkan kepada pemerintah setempat guna mendapatkan izin penyelenggaraan suatu event,” katanya.
Editor : Rinna Ratna Purnama