get app
inews
Aa Text
Read Next : Pakar UI Nilai Tragedi Kanjuruhan Gambaran Lemahnya Budaya K3 di Indonesia

Warga Timah Kelapa Dua Depok Diberi Pelatihan Kedaruratan

Kamis, 15 Juni 2023 | 19:22 WIB
header img
Pelatihan kedaruratan warga Komplek Timah. Foto: ist

Depok,iNewsDepok.id- Warga RW 12 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok diberi pelatihan tanggap darurat. Tujuannya agar warga bisa sigap ketika bencana terjadi. Seluruh potensi warga yang ada di lingkungan diberdayakan, mulai dari tenaga medis maupun para ahli K3.

Hadir sebagai narasumber pelatihan yaitu Riri Indriyanti serta tim dari konsultan K3 yakni P3K PT Capsugel. Selain itu juga hadir perwakilan Pokja Sehat Kelurahan Tugu juga Satgas Ambulance Masjid Alhuda Cimanggis Depok.

Pelatihan yang dikemas apik sejak Pre-tes, praktik P3K maupun post-tes ini disambut antusias lebih dari 40 orang peserta yang berkomitmen menjadi relawan lingkungan.

Secara medik, setiap orang memilki potensi untuk mengalami kondisi kegawat darutatan; baik karena penyakit, kecelakaan, kecelakaan kerja, keracunan, diserang binatang buas, atau penyebab lainnya.

“Sementara kondisi gawat darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan dari resiko kecacatan. Oleh karenanya ilmu atau keterampilan dasar penanganannya juga patut dimiliki aktivis atau relawan lingkungan,” kata kata  ahli Failure Analysis dari UI yang juga Sekretaris RW12, Askar Triwiyanto, Kamis (15/6/2023).

 Sebagaimana diketahui ada banyak kondisi yang memaksa kita selaku mahluk sosial untuk bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi kondisi-kondisi tak terduga dan pentingnya ketrampilan minimal guna membantu mengurangi beban mereka yang terkena dampak kondisi darurat di level lingkungan terdekat.

“Inisiatif seperti ini seharusnya sudah melekat bagi kita warga Negara Indonesia yang terkenal dengan sikap kegotong-royongannya dalam kebajikan. Sayangnya belakangan muncul fenomena salah kaprah dalam menghadapi kegawatdaruratan di lingkungan kita,” ujarnya.

Warga lebih banyak mendahulukan penggunaan gadget untuk mengabadikan bencana dibandingkan membantu penanganan. Akibatnya potensi kegagalan penanganan kondisi darurat jadi lebih serius.

“Semoga kegiatan yang lahir dari inisiatif pimpinan/pengelola lingkungan seperti ini bisa menjadi trend baru yang positif dilingkungan atau kawasan yang lebih besar dan berdampak lebih massif,” tutupnya.

 

Editor : Rinna Ratna Purnama

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut