Mengenai musik, Winda menginterpretasikan dengan mengisyaratkan tiap-tiap alat musik yang digunakan, serta suasana yang terjadi agar dipahami pemirsa tuli.
“Masalah joget goyang sih itu sih reflek saja, karena saya menggambarkan situasi itu lagunya buat joget enak. Apalagi di situ menteri-menteri pada senyum, pada joget. Nah kalau saya kaku, diam saja, kan nanti situasinya ‘ada apa nih?’ Kan jadi aneh,” ujar Winda, seperti dikutip pada Sabtu (20/8/2022).
Lain halnya bula Winda menginterpretasikan lagu band Tanah Air, GIGI, seperti yang pernah dilakukannya. Musik rock yang dibawakan grup band tersebut bernuansa keras, sehingga ia tidak harus berjoget agar pemirsa tuli memahami.
Diakui Winda, menjadi JBI di HUT ke-77 RI adalah pengalaman pertamanya, setelah malang melintang di acara-acara resmi pemerintahan, institusi dan acara berita di televisi.
Menurutnya, interpretasi lagu Ojo Dibandingke dilakukannya dengan spontanitas. Lagu berbahasa Jawa tersebut diinterpretasikan Winda ke dalam Bisindo agar dapat dipahami.
Sebagai informasi, Bisindo tidak seperti bahasa Indonesia pada umumnya yang memiliki pola SPOK (Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan). Winda mengatakan dalam Bisindo, obyeknya didahulukan.
Misalnya pada lirik Wong kok ngene ojok dibanding-bandingke (Orang seperti ini jangan dibanding-bandingkan). Dalam Bisindo, akan diinterpretasikan “Orang seperti ini dibanding-bandingkan, jangan.”
Bahkan, sebelumnya Winda tidak pernah membayangkan akan menginterpretasikan lagu tersebut, karena tidak ada di rundown acara.
Di awal, Winda sempat terkejut setelah melihat Farel bersiap menyanyi dan dalam siaran langsung. Namun Winda berupaya tenang dan yakin mampu menerjemahkan lagu berbahasa Jawa itu ke dalam bahasa isyarat.
Beruntung setidaknya Winda paham bahasa Jawa karena pernah tinggal di Solo.
“Jadi, saya dalam lagu tersebut berusaha tetap mengikuti struktur Bisindo, tapi tetap menikmati lagunya,” kata dia.
Soal videonya menjadi viral karena banyak akun media sosial mengunggah ulang videonya saat menginterpretasikan lagu Winda menanggapinya dengan santai.
Demikian pula, saat ada ajakan menjadikan gerakan Winda untuk diviralkan menjadi dance cover lagu tersebut.
Winda mempersilakan bagi warganet yang mengapresiasi cara interpretasinya pada lagu Ojo Dibandingke untuk mempelajari gerakannya agar bisa dipahami untuk masyarakat tuli.
Winda berharap dengan populernya video dirinya, ia dapat mengajak masyarakat dengar lebih tertarik untuk berkomunikasi dengan teman tuli.
Berkomunikasi dengan orang tunarungu tidak harus menggunakan bahasa isyarat, melainkan juga secara verbal dengan membuka masker dan berbicara pelan kepada masyarakat tuli, ataupun menggunakan tulisan yang diketik di ponsel.
“Jangan takut untuk komunikasi dengan teman tuli, syukur-syukur kalau mau belajar bahasa isyarat komunikasi dasar bahkan lebih bagus,” ungkap Winda.
Bahkan, dari dalam lubuk hatinya Winda juga menaruh harapan pada dunia hiburan Tanah Air agar dapat memperluas akses untuk tuli. Misalnya dengan memberikan teks pada film-film Indonesia.
Banyak masyarakat tuli enggan menonton film Indonesia karena kendala tidak adanya teks subtitel bahasa Indonesia. Selain itu, dia berharap acara konser di Indonesia dapat menyediakan JBI seperti konser-konser di luar negeri yang sudah mencapai kesadaran untuk akses disabilitas.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Kisah Winda Utami, Juru
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani