JAKARTA, iNews.id– Aksi terorisme dengan bom pernah marak di Indonesia. Salah satunya adalah BOM JW Mariott pada 5 Agustus 2003 yang menimbulkan korban jiwa 14 orang dan korban luka-luka 156 orang. Kepala BNPT menyatakan aksi terorisme sangat berbahaya sehingga semua pihak harus bergandengan tangan mencegah berulangnya aksi terorisme.
Peringatan 19 tahun Bom JW Mariott berlangsung hari ini, 5/8/2022 di Jakarta. Kepala BNPT Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar dan Kepala Kantor Staf Presiden RI, Dr. Moeldoko turut hadir.
Selain melakukan tabur bunga dan doa bersama, peringatan ini juga dijadikan momen peluncuran buku The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriott yang ditulis oleh Toni Sumarno yang merupakan salah satu korban bom JW Marriott 2003.
Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar menyatakan tragedi bom JW Marriott menjadi pengingat akan bahaya dan ancaman terorisme. Bom Mariott perlu terus diingat agar seluruh masyarakat tak lupa begitu berbahayanya aksi terorisme.
Dengan demikian semua pihak bersatu padu untuk melawan dan mencegah paham radikal terorisme.
"Peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Mari bergandeng tangan dalam melawan segala bentuk kekerasan. Kita semua harus mengumandangkan bahwa peristiwa ini tidak layak terjadi di NKRI dan seluruh dunia," kata Boy Rafli.
Dalam upaya pencegahan aksi terorisme dan ide-ide yang melatarbelakanginya, BNPT bersama unsur pemerintah dan masyarakat melakukan kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.
BNPT juga telah menyelenggarakan forum yang mempertemukan antara korban/penyintas dengan mitra deradikalisasi. Cara ini menjadi katalisator pemulihan dan reintegrasi sosial kedua pihak.
"BNPT terus mempromosikan dan melakukan national resilience dari pengaruh ide teror yang berbasis kekerasan yang tidak bisa dilakukan secara parsial. Ini harus dilakukan dengan cara komprehensif dengan pendekatan soft dan hard," lanjut dia.
Senada dengan Kepala BNPT, Kepala Kantor Staf Presiden RI, Dr. Moeldoko, mengatakan aksi teror seperti yang terjadi di JW Marriott tidak boleh terjadi lagi di Indonesia. Dia mengatakan pemerintah secara serius menanggulangi terorisme dari hulu ke hilir dengan melibatkan unsur masyarakat.
"Dalam menyikapi terorisme pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah telah mengadopsi whole government untuk melawan terorisme dari hulu ke hilir, kita juga menggandeng masyarakat untuk berkolaborasi karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri melawan terorisme," tutupnya.
Editor : M Mahfud