DEPOK, iNewsDepok.id - "Kamu dari mana?" "Dari Pocong", "Kamu anak mana?" "Anak Pocong." Hehe... Jangan tertawa dulu, ya. Karena nama Desa Pocong benar-benar ada, lho!
Indonesia memang punya 83.381 Desa dan Kelurahan yang tersebar di 34 Provinsi.
Beberapa di antara desa-desa itu punya nama-nama super unik yang bikin ngakak abis!
Bahkan, ada yang terdengar konotasinya negatif. Misalnya, toket yang merupakan kata lain dari payudara. Tapi, memang faktanya Desa tersebut ada. Penasaran, kan?
Berikut 9 Desa dengan nama unik yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Pocong
Orang-orang Indonesia mengenal istilah pocong untuk menyebut jasad yang telah berkain kafan. Pocong juga disebut-sebut jenis makhluk halus lokal.
Ternyata, istilah ini pun digunakan untuk menamakan sebuah desa di Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Lalu, apakah di sana banyak pocongnya?
Berdasarkan Pembakuan Nama Rupa Bumi Kabupaten Bangkalan 2012, daerah ini dinamakan demikian sebab masyarakat sekitar melihat pocong yang gentayangan di hutan.
Orang di sana percaya, pocong itu adalah salah satu warga yang meninggal dan baru dikebumikan.
Ada juga lelucon yang beredar soal masyarakat di daerah ini. Jika ditanya asalnya dari mana, tentu mereka akan menjawab dari Pocong.
Maka itu ketika mereka dipanggil anak pocong, sebutan untuk masyarakat dari desa tersebut, tentu mereka tidak akan merasa tersinggung bukan?
2. Kasihan
Saat mendengar kata kasihan, kamu mungkin langsung beranggapan bahwa itu adalah ungkapan rasa iba seseorang.
Belum tentu juga! Bisa jadi orang tersebut tengah menyebut nama sebuah Kecamatan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Kamu tahu seniman Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto, atau Emha Ainun Nadjib, sastrawan Indonesia? Tiga tokoh terkenal ini ternyata berasal dari daerah ini, lho.
Jika bermain ke kampung halaman mereka, jangan sampai terlewatkan untuk mandi di Sendang Pengasihan. Konon, berendam di tempat ini bisa membuat kamu cepat punya jodoh.
3. Kandangsapi
Kandangsapi yang satu ini tidak berisikan hewan-hewan sapi penghasil susu, melainkan jadi tempat tinggal manusia.
Tidak lain dan tidak bukan, Kandangsapi yang dimaksud adalah nama unik sebuah Desa di Kecamatan Jenar, Sragen, Jawa Tengah.
4. Koplak
Anak-anak gaul kerap menggunakan istilah 'koplak' untuk menyebut temannya yang ceroboh namun konyol.
Padahal jauh sebelumnya, nama ini digunakan untuk menamai sebuah dusun yang berada di Desa Umbul Martani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
5. Cawet
Buat kamu yang paham dengan bahasa Jawa mungkin spontan tertawa. Sebagian dari kamu mungkin juga akan bertanya-tanya, apa sih artinya cawet?
Ternyata, istilah ini merupakan bahasa Jawa untuk menyebut celana dalam berbentuk segitiga.
Di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah nyatanya ada daerah yang bernama Cawet.
6. Toket
Memang banyak orang yang kerap menggunakan istilah toket untuk menyebut payudara.
Akan tetapi, toket yang satu ini adalah nama Desa yang terletak di Kecamatan Proppo, Pamekasan, Jawa Timur.
Awas, hati-hati ketika bercanda mengenai nama Desa ini di tempat umum, ya, jika tidak ingin kena semprot orang sekitar.
7. Sukamiskin
Di Kota Bandung, ada sebuah kelurahan bernama Sukamiskin.
Ketika orang mendengar soal nama daerah yang satu ini, ungkapan yang cukup sering dikatakan ialah 'miskin kok, suka?'.
Ternyata di daerah ini, terdapat sebuah penjara tempat ditahannya pelaku tindak korupsi.
Beberapa di antaranya ialah mantan Walikota Kota Bandung Dada Rosada, dan mantan anggota Partai Demokrat Nazarudin.
8. Kasmaran
Merasa kasmaran setiap saat nampaknya cuma bisa kamu alami di Sumatera Selatan.
Eits! Jangan kaget dulu, sebenarnya Kasmaran adalah nama sebuah Desa yang letaknya sekitar 25 kilometer dari Kota Sekayu.
Apa benar, ya, jika kita mengunjungi Desa itu bisa ikut merasa kasmaran? Coba aja..
9. Tutup
Ada guyonan, jangan pernah ke Kantor Kepala Desa Tutup karena tidak pernah buka.
Desa ini benar-benar ada, lokasinya berada di Kecamatan Tunjungan, Blora, Jawa Tengah.
Semoga sekarang kantornya tidak benar-benar tutup terus, ya. Kira-kira, di tempat kamu adakah nama Desa unik seperti di atas?
Editor : M Mahfud