JAKARTA, iNewsDepok.id - Kebiasaan buruk menyisakan makanan masih kerap dilakukan masyarakat Indonesia.
Jika kita menyisakan makanan, berarti kita turut berkontribusi dalam pemanasan global.
Kenapa demikian? Karena salah satu sampah organik itu berasal dari sisa makanan yang saat ini menjadi salah satu kekhawatiran dunia.
Kebiasaan tidak menghabiskan makanan ini juga memiliki dampak sosial yang cukup besar, padahal masih banyak juga masyarakat Indonesia yang kekurangan makanan.
Di tengah kondisi sosial yang beragam dan masa pandemik ini, masyarakat diajak untuk berbuat baik dengan lebih menghargai makanan sebagai wujud empati terhadap kelompok masyarakat lain yang membutuhkan.
Inilah yang membuat Nongshim Indonesia meluncurkan gerakan 'Seribu Nongshim untuk Semua'.
Sebuah gerakan gerilya sosial melalui platform digital dengan menggerakkan followers sebagai partisipan.
Kegiatan ini mengajak para peserta untuk mengikuti aktivitas yang dilakukan di akun Instagram Nongshim, dimana setiap video yang masuk akan dikonversi dengan jumlah produk yang akan dibagikan.
Selain memberikan pesan positif, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan dampak nyata kepedulian mereka di dalam sektor pangan, terutama yang erat kaitannya dengan menumbuhkan empati di kehidupan sosial.
Menurut Jenny Liliyanty, Brand Manager PT. Sukanda Djaya, sebagai supplier dan pemilik brand produk panganan, mereka merasa perlu berkontribusi untuk memberikan social impact yang nyata ke target-target yang tepat.
"Kegiatan ini juga bertujuan menyampaikan pesan sosial secara positif mengenai dampak akan perubahan kebiasaan konsumsi makanan dan menumbuhkan rasa empati dari masyarakat secara menyeluruh,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, ribuan produk berhasil didistribusikan ke beberapa target penerima (panti asuhan, non-government organization, komunitas, dan pekerja pelayanan publik, serta masyarakat yang membutuhkan).
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait