JAKARTA, iNewsDepok.id - Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) Lieus Sungkharisma menilai, Indonesia memiliki banyak sekali putra terbaik yang dapat memimpin negara dan dapat membawa Indonesia menjadi negara yang disegani dan dihormati negara lain.
Hanya saja, dominasi partai politik tertentu telah menutup peluang bagi putra-putra terbaik tersebut untuk dapat memimpin negara.
"Bukan karena tidak ada putra terbaik di negeri ini, sehingga kesulitan memilih figur pemimpin yang disegani, dan juga bukan karena merupakan negara lemah, sehingga warga negaranya dengan mudah “dilecehkan” oleh negara lain. Keadaan itu terjadi lebih karena partai-partai politik yang sangat dominan saat ini, tidak memberi peluang untuk munculnya pemimpin negara yang berwibawa guna mengatasi semua problem bangsa," kata Lieus kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Menurut dia, apa yang terjadi sejak reformasi 1998 adalah maraknya politik transaksional yang melahirkan pemimpin yang didukung penuh oleh partai-partai, namun sangat minus kemampuan leadership.
“Lima kali pergantian presiden selama 24 tahun reformasi, kita hanya berganti-ganti rezim belaka, tapi tidak kunjung melahirkan prestasi apapun yang membuat bangsa lain segan dan hormat pada kita. Kasus Ustaz Abdul Somad yang dideportasi dari Singapura tanpa alasan jelas, adalah salah satu wujud dari tidak adanya rasa hormat itu,” tegas dia.
Lieus bahkan mengatakan, semakin hari bangsa ini semakin terpecah oleh maraknya politik kubu-kubuan, dukung mendukung figur, dan hilangnya rasa saling menghormati dan saling percaya antarsesama anak bangsa.
Berangkat dari kondisi yang memprihatinkan tersebut, Lieus mengatakan, ia dan sejumlah aktivis lain membentuk Panitia Penjaringan Presiden Republik Indonesia atau P3RI, yaitu sebuah lembaga non struktural yang dibentuk demi melakukan upaya penjaringan putra terbaik bangsa di seluruh Indonesia untuk diusulkan kepada rakyat sebagai kandidat presiden, wakil presiden dan menteri-menteri kabinet Indonesia di masa datang.
“Melalui P3RI kita menghimpun nama-nama putra terbaik bangsa dari seluruh Indonesia. Kemudian nama-nama tersebut kita sampaikan ke masyarakat dalam bentuk polling pengambilan suara terbanyak dengan menggunakan fasilitas media sosial,” jelas Lieus.
Suara siapa yang nanti paling banyak dipilih rakyat, lanjut Lieus, dialah yang akan diusulkan P3RI agar dipilih partai politik sebagai calon presiden dan wakil presiden Indonesia mendatang.
“Sedang tokoh yang lainnya, yang lolos dalam proses penjaringan, kita harapkan bersedia membantu presiden,” jelas Lieus.
Ditambahkan Lieus, upaya penjaringan calon presiden ini harus dilakukan untuk membangkitkan partisipasi rakyat dalam menentukan calon pemimpinnya di masa datang. Juga agar rakyat terhindar dari praktik membeli kucing dalam karung.
“Kita tidak boleh terus menerus menyerahkan mekanisme pemilihan dan penentuan calon presiden serta menteri-menteri di kabinet pemerintahan pada praktik politik transaksional sebagaimana yang terjadi selama ini,” kata Lieus.
Sebab, tegas Lieus, jika rakyat Indonesia ingin negeri ini berubah menjadi lebih baik, harus melakukan sesuatu yang berarti untuk bangsa dan negara ini, buka malah terus larut dalam hiruk pikuk dukung mendukung, lalu marah-marah karena calon yang didukungnya tidak memenuhi ekspektasi.
Editor : Rohman
Artikel Terkait