DEPOK, iNewsDepok.id - Informasi yang disebarkan pegiat media sosial Eko Kuntadhi dan kawan-kawannya, antara lain pemilik akun @tukangrosok__ dan @ChusnulCh_, tentang ratusan santri yang akan menggelar aksi menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Madura, Jumat (20/5/2022), ternyata hoax.
Yang lebih parah, surat pemberitahuan aksi itu yang disebarkan sebuah organisasi yang menamakan diri Gerakan Santri Madura, terindikasi palsu karena nama yang digunakan dalam surat itu mencatut nama orang.
Informasi tentang ratusan santri yang akan melakukan aksi menolak kedatangan UAS di Madura, disebarkan Eko Kunthadi melalui akun Twitternya, @_ekokuntadhi, Jumat (20/5/2022).
"Madura gak mau kalah dengan singaoura," katanya seraya memposting tangkapan layar sebuah berita berjudul "Hari Ini, Ratusan Santri Bakal Gelar Aksi Tolak Kedatangan Ustadz Abdul Somad di Madura", tetapi tidak jelas berita itu bersumber dari media online yang mana.
Foto: tangkapan layar
"Singapura, Swiss, Belanda, Timor Leste menolak Somad. Madura, UGM, Kudus, Bali juga menolak Somad. Orang normal akan melihat itu sebagai bahan instrospeksi diri. Orang sombong berraksi mencerca seluruh dunia yang salah. Dirinyalah yang paling benar," kata Eko pada cuitan yang lain yang juga di-posting pada Jumat (20/5/2022). Bersama cuitan ini dia juga menyertakan tangkapan layar sebuah berita berjudul "Hari Ini, Ratusan Santri Bakal Gelar Aksi Tolak Kedatangan Ustadz Abdul Somad di Madura", dan tangkapan layar dari sebuah media nasional dengan judul 'Somad Juga Batal Ceramah di Kudus Sebelum Ditolak UGM".
Foto: tangkapan layar
Kedua postingan Eko itu diretweet dan disukai ribuan netizen.
Informasi yang disebarkan Eko Kuntadhi itu menjadi hoax karena sepanjang Jumat (20/5/2022) tidak ada aksi ratusan santri menolak kedatangan UAS di Madura. Sebaliknya, sejumlah akun, seperti @wahyu_abdi_, @TSABIT150, @abdulrachim88, dan @coffee_K83, justru memposting video tentang penyambutan warga Madura yang luar biasa terhadap UAS ketika da'i asal Sumut itu datang ke Masjid Nur Muhammad dan Pondok Pesantren Al Amen, Prenduan.di Sumenep untuk berceramah, dan ceramahnya itu dihadiri ribuan orang.
Warga Madura bukan saja berkerumum untuk memotretnya dari jarak dekat, tapi juga menyambutnya sambil membaca sholawat Nabi SAW.
"Alhamdulillah ditolak di Singapore, UAS disambut antusias di Madura," kata @wahyu_abdi_ untuk menarasikan video yang di-postingnya.
Foto: tangkapan layar
Informasi kalau surat pemberitahuan aksi menolak kedatangan UAS di Madura, yang disebarkan sebuah organisasi yang menamakan diri Gerakan Santri Madura adalah palsu, dibongkar pemilik akun Facebook Saifuddin Surur.
"Saya ingatkan pada yang membuat surat penolakan UAS ke Madura ini HATI HATI ... Ini MADURA ya ..!?
Setelah dicari nama & alamat & NO hp yang tertera di surat di atas memang betul adanya, tapi orangnya sudah tua/lanjut usia berumur diatas 70 tahun dan orangnya tidak tau menahu
Dan sampai detik ini pembuat surat ini masih dicari. Kalau ketemu tidak ada kata ampun baginya, apalagi si pembuat surat mengatasnamakan santri Madura. AWAS HATI ..!!" katanya.
Sumber: Facebook
Inilah surat yang dimaksud;
Sumber: Facebook
Seperti diketahui, UAS dideportasi Singapura karena negara itu menuduh UAS menyebarkan ajaran ekstremis dan segragasi. UAS telah membantah tuduhan itu dengan mengatakan bahwa materi ceramahnya sesuai ajaran Islam.
"Kalau itu dianggap sebagai ekstremis, sebagai segregasi, maka biarlah semua orang mengatakan itu, karena itu bagian dari ajaran agama. Saya akan tetap mengajar," kata dia dalam wawancara yang videonya diunggah di kanal YouTube Refly Harun, Rabu (18/5/2022).
Editor : Rohman
Artikel Terkait