Seperti diketahui wacana Jokowi 3 periode antara lain dilontarkan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dengan cara mengusulkan duet Jokowi dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Terakhir, dukungan Jokowi 3 periode disampaikan APDESI yang dipimpin Surtawijaya, di mana di organisasi itu Luhut sebagai Dewan Pembina.
Wacana penundaan Pemilu 2024 pertama kali dilontarkan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia, disusul oleh tiga pimpinan Parpol, di antaranya Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Belakangan terungkap kalau Luhut diduga menjadi otak di balik wacana itu.
Luhut sendiri kemudian melakukan blunder, karena ketika diwawancarai Deddy Corbuzier, Luhut mengaku punya big data berisi percakapan 110 juta netizen yang membicarakan soal penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, dan sebagain besar mendukung, tetapi pernyataan Luhut ini dibantah CEO Drone Emprit Ismail Fahmi yang menyatakan bahwa hanya ada 10.000 netizen yang membahas topik itu, dan sebagian besar menolak.
Luhut kemudian diminta untuk membuka big datanya itu, tapi menolak, sehingga dia dicurigai telah berbohong.
Amien memprediksi bahwa wacana Jokowi tiga periode bisa saja terealisasi jika duet Jokowi-Luhut dibiarkan melenggang kangkung untuk mengubah konstitusi, karena Jokowi-Luhut memiliki instrumen sebagai berikut:
1. Birokrasi
2. Aparat TNI dan Polri
3. ASN
4. Kelompok-kelompok sosial
5. Kekuatan uang
6. Operasi intelijen
"Kita harus waspadai dan cermati terus Karena waktu terakhir untuk Jokowi-Luhut adalah Oktober 2024, titik," katanya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait