Sahroni yang dikenal sebagai preman kampung tak menunjukkan ketakutan sama sekali. Ia justru berjalan semakinmendekati warga yang mengepungnya.
Dengan gaya petantang-petenteng, Sahroni mengeluarkan tantangannya dengan sorot mata melotot : ”Sudah berani sama saya, hah! Sudah mulai berani!”
”Hayo kalau berani, maju satu-satu, jangan main keroyokan!” sembur Sahroni.
”Siapa yang maju duluan,” lanjut Sahroni melihat warga masih berdiri terpaku.
Sahroni kemudian mengejek satu per satu warga. ”Sahroni tak akan mundur,” kata Sahroni menggebrak.
Warga dengan komando pria baju putih necis kemudian maju untuk mengeroyok Sahroni.
Sahroni yang semula petantang-petentang akhir menyerah. Ia menangis dan mengakui kesalahan.
”Huhuhu...maafkan saya bapak-bapak. Saya sudah melakukan kesalahan untuk desa ini. Tolong Pak saya jangan diusir dari desa ini,” kata Sahroni menangis tersedu-sedu sambil bersimpuh.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
