Sadaya: Ruang Belajar untuk Semua
Nama Sadaya sendiri diambil dari bahasa Sunda yang berarti "semuanya". Dipadukan dengan "Akademi," Akademi Sadaya bermakna ruang belajar dan berkumpul untuk semua orang. Selain itu, para mitra dan peserta disebut sebagai Sahabat Dikdaya, yang merupakan singkatan dari "Bersama Kita Berdaya."
"Kami ingin Akademi Sadaya bisa diakses oleh semua orang yang ingin menjadi pemimpin penggerak perubahan," jelas Ade Yuliani, Co-Founder dan Business Development Director Digdaya Selaras, salah satu inisiator lainnya. "Kami juga ingin platform ini dibangun bersama oleh mereka yang ingin berbagi pengalaman dan keahlian untuk jangkauan yang lebih luas," kata Ade.
Filosofi Menyentuh Pendekatan Holistik
Untuk menjadi pemimpin yang efektif hari ini, dibutuhkan tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga non-teknis seperti komunikasi, kolaborasi, dan yang tak kalah penting, keterampilan adaptif. "Zaman terus berubah," kata Ade. "Kita perlu belajar beradaptasi dengan dinamika yang terjadi, terutama terkait isu lingkungan dan sosial di Indonesia," ucapnya.
Apa yang Membuat Akademi Sadaya Berbeda?
Di tengah maraknya platform pelatihan, Akademi Sadaya menonjol dengan beberapa keunikan:
Sangat Bertarget: Dikhususkan bagi para penggerak di sektor pembangunan, khususnya isu lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Ruang Belajar dan Tumbuh: Bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang untuk bertumbuh bersama karena belajar adalah proses seumur hidup.
Kombinasi Metode: Mengombinasikan ruang belajar daring dengan diskusi langsung, dilengkapi pendekatan coaching, mentoring, dan fasilitasi.
Konten Hasil Kokreasi: Modul dan materi tidak hanya berbasis teori, melainkan dibangun bersama para penggiat di lapangan, memastikan relevansi dan aplikabilitasnya.
Sebuah temuan menarik dari lead assessment di tahun 2024 menunjukkan bahwa sektor konservasi masih sangat menekankan pada peningkatan kapasitas keterampilan teknis dan soft skill, namun keterampilan adaptif belum menjadi perhatian utama.
"Dunia berubah cepat. Kita perlu mindset dan skill untuk merespons perubahan secara konstruktif dan produktif," jelas Sari. Ini menjadi alasan utama mengapa kategori kompetensi adaptif menjadi bagian penting dalam kurikulum Akademi Sadaya.
"Bahkan cerita ketidakberhasilan pun, jika disampaikan dengan mindset positif, bisa menjadi pembelajaran bagi yang lain," tambah Ade.
Menurut Sari, Akademi Sadaya mewujudkan impian akan sebuah percakapan yang terbuka, inklusif, lintas generasi, dan lintas sektor. Dari sana, akan muncul ide-ide unik yang khas Indonesia, dimana para pemimpin muda berkomitmen dan konsisten membangun bangsa.
"Suara-suara dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan dari teman-teman yang ada di garis depan dan jarang bersuara, mudah-mudahan bisa didengar," tutup Sari.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
