Selama di P2TIM, Aris tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun karakter dan kesiapan mental untuk menghadapi dunia kerja.
Selain mendapatkan keahlian Teknik Rigging/Rigger, ia pun mengembangkan soft skill yang sangat penting, seperti disiplin, komunikasi, dan kerja sama. Kemampuan ini menjadi kunci dalam bekerja di lingkungan profesional, terutama di industri migas yang membutuhkan koordinasi tim yang kuat dan kepatuhan terhadap standar keselamatan ketat.
Tantangan yang dihadapi Aris bukan hanya soal teknis, tetapi juga bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan membangun kepercayaan diri.
Beradaptasi di tempat baru yang penuh dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, tentu bukan hal mudah. Namun, dengan inisiatif dan dukungan dari tim P2TIM, orang asli Papua itu menjadi pribadi yang percaya diri dan mudah bergaul.
"Saya ingin menunjukkan bahwa orang Papua juga bisa bersaing, bahkan di luar negeri," katanya.
Menjadi supervisor Rigger dalam waktu lima tahun ke depan dengan gaji sekitar Rp 8 -12 juta, membuka harapan besar untuk masa depan Aris. Kini, ia bisa membantu adik-adiknya bersekolah dan membuka usaha untuk meningkatkan ekonomi keluarganya.
Ia berharap, P2TIM tetap eksis dan terus berkembang untuk menciptakan generasi Papua yang berkualitas dan berkarakter di sektor industri.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
