JAKARTA, iNews.id - Memiliki keahlian memegang kamera dibandingkan senjata membuat sutradara Ukraina Valentyn Vasyanovych menyumbangkan tenaganya dengan mendokumentasikan konflik sejak Rusia menginvasi negaranya.
Bersama produser Vladimir Yatsenko, Vasyanovych sudah membuat film tentang konflik dan akibatnya, serta mendokumentasikan apa yang terjadi di Kyiv.
Rekaman video yang diambil termasuk masyarakat, muda dan tua, dievakuasi dari Irpin, melewati jembatan yang hancur di kota yang terkena tembakan.
BACA JUGA:
Tak Sekadar Tampil di Grammy Awards 2022, BTS Juga Masuk Nominasi Lewat Lagu Butter
"Saya lebih lihai memegang kamera ketimbang senjata. Saya bisa belajar sesuatu, saya bisa merekam, saya bisa membuat video, saya bisa menonton dan mendapat pemahaman," kata sutradara berusia 50 tahun, kepada Reuters.
Vasyanovych mengatakan ia akan mengumpulkan apa yang bisa jadi video, apa yang bisa dibuat dari semua yang terjadi.
“Saya lebih baik mengambil gambar ketimbang memakai senjata," ungkapnya lagi.
BACA JUGA:
Wulan Guritno Lebih Suka Pria Lokal Lho! Ini Alasannya
Seperti yang lainnya, sutradara itu mengaku punya senjata dan telah melewati pelatihan sebelum Rusia meluncurkan "operasi khusus" di Ukraina bulan lalu.
"Saya punya firasat situasi ini akan terjadi, bahwa Kyiv mungkin diserang," papar Vasyanovych.
Menurutnya, ketika dibutuhkan, semua dari kita harus memakai senjata melawan penjajah Rusia.
Vasyanovych lahir di kota Zhytomyr, 21 Juli 1971. Ia membuat debut film panjang pada 2012 berjudul "Business As Usual" yang bergenre drama komedi.
Tahun 2017, filmnya “Black Level” terpilih mewakili Ukraina untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di ajang Academy Awards ke-90.
Film "Atlantis" tahun 2019 yang dia buat mengangkat tema prajurit yang menderita gangguan stres pasca trauma. "Atlantis" memenangi film terbaik di seksi Orizzonti dalam Festival Film Venesia ke-76 tahun itu.
Film “Atlantis” juga terpilih mewakili Ukraina untuk film Fitur Internasional Terbaik di Academy Awards ke-93.
Sementara film teranyarnya pada tahun 2021, "Reflection", mengambil latar belakang perang 2014 antara Kyiv dan separatis yang didukung Rusia di bagian Timur Ukraina. Film itu masuk kompetisi utama di Festival Film Internasional Venesia ke-78, September lalu.
BACA JUGA:
Lakukan Berkumur di Pangkal Tenggorok untuk Cegah Infeksi Saluran Napas, Berikut Caranya
"Saat saya mengerjakan ('Atlantis')... saya tidak pernah menyangka kota-kota akan dihancurkan sampai sejauh ini (saat perang berlangsung), tempat seperti Kharkiv dan Mariupol yang betul-betul dimusnahkan," katanya.
Lebih lanjut Vasyanovych mengatakan, "Kami merekam sebagian besar gambar untuk film di Mariupol dan apa yang terjadi sekarang, orang-orang meninggal di sini, semuanya dihancurkan dengan cara metodis sehingga kota betul-betul musnah.... jujur, saya tidak pernah membayangkan skenario seperti ini."
Invasi Rusia telah membuat lebih dari 2,8 juta orang melarikan diri ke berbagai perbatasan dan membuat ratusan ribu orang terjebak di kota yang terkepung.
"Apa yang terjadi sekarang adalah perang terbesar dalam sejarah kami dan eksistensi Ukraina akan bergantung kepada hasil konfrontasi ini," kata dia.
"Tentu saja, setelah kemenangan kami infrastruktur akan hancur, jalanan, kota akan hancur, akan ada korban dalam jumlah besar, tapi saya merasa negara saya akan sukses nanti. Seisi dunia mulai membantu kami," demikian ucapnya pada Reuters, dikutip Rabu (16/2/2022).
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait