
“Biasanya pelanggan kami berasal dari keluarga besar. Orang tua mengenalkan kami ke anak-anak mereka, dan begitu seterusnya. Dari sini, generasi muda mulai mengajak teman-teman mereka. Ini adalah cara alami kami mempertahankan pelanggan dari masa ke masa,” ujar Dennis.
Seiring berjalannya waktu, Lim Kok Tong terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka mulai membuka cabang di luar Sumatera Utara, seperti Jakarta, Bekasi, Cibubur, Cikarang, Pontianak, hingga Samarinda. Selain itu, mereka juga hadir di beberapa lokasi strategis, seperti Bandara Kualanamu dan Soekarno-Hatta.
“Sekarang kami juga memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk promosi. Jika dulu promosi dilakukan dari mulut ke mulut, kini kami aktif di Instagram dan platform online lainnya. Kami juga telah bekerja sama dengan layanan seperti Gojek dan Grab untuk memudahkan pelanggan menikmati kopi kami dari rumah,” katanya.
Sebagai bentuk apresiasi kepada pelanggan Lim Kok Tong, untuk merayakan 100 tahun pada tanggal 25 dan 26 Januari 2025, mereka membagikan kopi dan teh secara gratis. Tradisi untuk merayakan pertama usaha ini berdiri pada hari tahun baru kalender lunar.
“Ini adalah cara kami mengucapkan terima kasih kepada semua pelanggan yang telah mendukung kami selama ini. Kami ingin berbagi kebahagiaan dan menunjukkan bahwa sejarah kami adalah bagian dari kehidupan mereka juga,” tambah Dennis.

Dennis Nugroho, bagian dari generasi keempat keluarga pendiri Lim Kok Tong. (Foto: iNews/Tama)
Dengan sejarah panjangnya, Lim Kok Tong memiliki nilai tambah yang sulit disaingi oleh kedai kopi lainnya. Semua produk yang mereka tawarkan adalah hasil produksi sendiri, dari pemilihan bahan baku hingga proses pembuatan.
“Ini yang membedakan kami. Karena semuanya kami produksi sendiri, kualitasnya lebih terjamin dan harga tetap kompetitif,” kata Dennis.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait