DEPOK, iNews Depok.id - Meruyung merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat, yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilai budaya serta tradisi.
Nama Meruyung diyakini berasal dari bahasa Sunda, yang mengandung arti muncul dari permukaan atau terangkat ke atas. Nama ini mungkin merujuk pada kondisi geografis atau fenomena tertentu di masa lampau.
Wilayah Meruyung memiliki akar sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat Sunda di Jawa Barat. Sejak abad ke-16 dan ke-19, kawasan ini termasuk dalam kekuasaan Kesultanan Banten dan kemudian menjadi bagian dari wilayah yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda.
Meruyung dikenal sebagai salah satu daerah agraris yang subur, di mana masyarakatnya dulu hidup dari pertanian, terutama sawah dan kebun. Selain itu, wilayah ini juga menjadi tempat strategis dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, khususnya di sekitar Depok.
Salah satu ikon modern dari Meruyung adalah Masjid Dian Al-Mahri, yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas. Masjid ini berdiri megah di kawasan Meruyung dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan serta simbol spiritualitas masyarakat Depok.
Namun, jauh sebelum Masjid Kubah Emas berdiri, Meruyung sudah memiliki tradisi keagamaan yang kuat, di mana masyarakat setempat mengamalkan ajaran Islam dengan tradisi Sunda yang kental.
Meruyung juga menyimpan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satunya adalah kisah tentang seorang tokoh yang diyakini memiliki kekuatan gaib dan menjadi pelindung masyarakat. Tokoh ini sering dikaitkan dengan perjuangan melawan penjajahan di masa kolonial. Walaupun kebenaran cerita ini sulit diverifikasi secara sejarah, legenda tersebut menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Meruyung.
Seiring berjalannya waktu, Meruyung berkembang pesat menjadi daerah yang padat penduduk. Dari daerah agraris, kini Meruyung berubah menjadi kawasan hunian dan pusat kegiatan ekonomi. Banyak perumahan dan fasilitas publik yang dibangun, menjadikan kawasan ini semakin strategis dan diminati sebagai tempat tinggal.
Namun, meskipun telah mengalami modernisasi, masyarakat Meruyung tetap mempertahankan tradisi lokal, termasuk seni budaya dan kearifan lokal lainnya. Upaya pelestarian ini terlihat dalam berbagai kegiatan adat dan perayaan keagamaan yang diadakan di daerah tersebut.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait