Mengenai hambatan dalam diagnosis dini, Dr. Francis Pasaporte (Konsultan Diabetologi di Rumah Sakit Provinsi Iloilo dan Mantan Presiden Diabetes Filipina) menyatakan, "Hambatan di antara pasien dan masyarakat termasuk kurangnya kesadaran tentang PN dan faktor risiko, tidak menyadari tanda-tanda awal, tidak segera berkonsultasi dengan dokter, dan kesulitan dalam menggambarkan gejalanya. Di sisi lain, para dokter sering menghadapi tantangan dengan klinik yang padat dan waktu yang terbatas, serta kurangnya kesadaran dan rutinitas dalam mendiagnosis PN.”
Oleh karena itu, penyakit ini sering kali hanya dikenali dan didiagnosis pada tahap yang sudah terlambat, ketika kerusakan saraf — yang seharusnya bisa dihindari lebih awal — sudah berkembang. Ketika lebih dari 50% serabut saraf sudah rusak, tiba pada titik tak bisa kembali di mana regenerasi saraf tidak lagi memungkinkan.
Alat Skrining Mandiri Digital yang Sederhana untuk Pasien
Banyak orang tidak menyadari bahwa diagnosis dini dapat membantu meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup yang lebih baik, serta saraf yang rusak dapat diregenerasi jika kerusakan saraf belum berkembang terlalu parah. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat waktu dapat mencegah perkembangan DPN (Diabetic Peripheral Neuropathy) atau kekambuhan gejala.
Aditya Gupta, Senior Marketing Director – Asia Pasifik, P&G Health, mengatakan, "Untuk memenuhi kebutuhan alat sederhana yang dapat memfasilitasi diagnosis dini, kami telah meluncurkan Neurometer Pro Baru, yaitu kuesioner skrining mandiri digital untuk pasien yang terdiri dari lima pertanyaan guna menilai risiko kerusakan saraf pada pasien. Dibuat oleh para ahli PN dari 10 negara dan berbagai bidang spesialisasi, Neurometer Pro Baru ini dapat menghemat waktu skrining dokter dan memberdayakan pasien untuk bertindak lebih awal untuk menghindari komplikasi jangka panjang dari PN. Alat ini tersedia secara gratis untuk digunakan oleh masyarakat di Filipina, Indonesia, dan Malaysia untuk membantu diagnosis tepat waktu PN dan meningkatkan perawatan pasien.”
Neuropati Periferal (PN) dikaitkan dengan gangguan mobilitas fungsional dan gejala motorik yang terganggu, selain gejala sensorik. Foto: Ist
Pengobatan dengan Vitamin B Neurotropik
Neuropati Periferal (PN) dikaitkan dengan gangguan mobilitas fungsional dan gejala motorik yang terganggu, selain gejala sensorik. Gejala-gejala ini secara signifikan memperburuk kualitas hidup pasien.
Temuan studi NENOIN 2023 menyimpulkan bahwa kombinasi sinergis Vitamin B Neurotropik (B1, B6, dan B12) tidak hanya mampu meredakan gejala tetapi juga secara signifikan meningkatkan fungsi saraf pasien. Peningkatan ini diukur melalui refleks pergelangan kaki dan lutut, kekuatan otot, serta persepsi sensorik di jari kaki dan tangan pasien dengan PN.
Mengungkap temuan baru dari analisis sub-grup Studi Klinis NENOIN, Dr. Rizaldy Pinzon (Ahli Neurologi di Departemen Neurologi, Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta - Indonesia) menyampaikan, “Temuan analisis sub-grup terbaru menunjukkan bahwa pengobatan dengan kombinasi dosis tetap vitamin B neurotropik (B1, B6, dan B12) efektif dalam meredakan berbagai gejala Neuropati Periferal. Peningkatan lebih dari 50% hingga 80% diamati pada gejala seperti nyeri tusuk, nyeri terbakar, parestesia, dan mati rasa, serta secara signifikan meningkatkan kualitas hidup konsumen dengan Neuropati Periferal ringan hingga sedang.”
Dari Ketakutan Menjadi Sebuah Harapan
Berbagi pengalaman pribadinya, Dr. Kenny P Merin (Apoteker & Asisten Wakil Presiden, Akademik & Riset di Lyceum of the Philippines University Davao) menyatakan, “Selain pengetahuan tentang kondisi ini, sangat penting bagi orang untuk memahami dampak dari Neuropati Perifer (PN) terkait dengan penurunan kualitas hidup dan peningkatan risiko ulkus kaki untuk mendorong rujukan diri secara dini. Neuropati diabetik yang menyakitkan sangat terkait dengan gangguan status pekerjaan dan produktivitas kerja. Di antara pasien yang bekerja, 59% melaporkan penurunan produktivitas di tempat kerja. Saya senang melihat upaya edukasi konsumen yang dilakukan oleh perusahaan seperti P&G Health yang membantu mengubah percakapan dari ketakutan menjadi empati. Dengan membantu orang memahami tanda dan gejala dengan cara yang mudah dipahami, serta peran diagnosis dini dan pengobatan yang tepat waktu, kita dapat memberdayakan mereka untuk mengambil langkah proaktif menuju pencarian pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.”
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait