Diadopsi Dari Jepang, Ini Sejarah dan Fungsi 'Tunjuk Sebut' Yang Digunakan KAI

Tama
Kondektur kereta api sedang mengaplikasikan 'tunjuk sebut' di Stasiun Kroya. Foto: iNews/Tama

DEPOK, iNews Depok.id - Saat menggunakan moda transportasi kereta api (KA), sering kali kita jumpai petugas pengatur perjalanan kereta api (PPKA) atau masinis di stasiun sedang menunjuk sesuatu saat KA berjalan. Dalam istilah perkeretaapian, kebiasaan itu disebut dengan 'tunjuk sebut'.

Kebiasaan tunjuk sebut ini sempat jarang digunakan dalam perjalanan kereta api di Indonesia. Namun metode ini kembali digunakan di Indonesia oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan anak perusahaannya (KAI Commuter dan KAI Bandara) sejak adanya reformasi di PT KAI pada tahun 2015.

Dilansir dari berbagai sumber, metode ini berasal dari Jepang pada awal tahun 1900-an, ketika masinis kereta api memberitahukan status sinyalnya.

Pada masa itu, lokomotif uap sudah umum digunakan. Karena suaranya yang keras, serta banyaknya uap dan asap menyulitkan kedua masinis untuk bekerja sama, dan juga membuat perjalanan kereta api menjadi berisiko.

Masinis harus berteriak keras agar dapat mendengar satu sama lain. Hingga metode tunjuk tersebut dilakukan beberapa dekade kemudian.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan, sebagai salah satu langkah konkret dalam peningkatan keselamatan perjalanan kereta api, KAI secara konsisten terus mempertahankan budaya disiplin para personilnya melalui penerapan metode tunjuk sebut atau dalam bahasa Jepang bernama Yubisashi Kanko.

“Metode yang berasal dari Jepang ini, bermula dari seorang masinis lokomotif uap Jepang bernama Yasoichi Hori yang mengalami sakit mata saat melaksanakan dinas. Untuk memastikan sinyal yang dilihatnya, ia menyebutkan status sinyal (aman, hati - hati atau berhenti) kepada stocker (Asisten Masinis),” ungkap Anne dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/10/2024).

Anne mengatakan, bahwa metode budaya 'Tunjuk-Sebut' dimulai diperkenalkan di lingkungan persinyalan elektrik di wilayah Jabotabek pada tahun 1993 dan terus dipertahankan serta berkembang menjadi suatu kewajiban bagi personil operasional KAI Group hingga kini.

KAI tidak hanya berfokus pada peningkatan keselamatan melalui penggunaan kemajuan teknologi semata, tetapi juga pada pengembangan budaya kerja yang disiplin dan terintegrasi. Metode tersebut terbukti efektif dalam mengurangi kesalahan operasional yang dapat membahayakan keselamatan.

Dalam fungsi dan tugasnya, Anne menjelaskan mekanisme tunjuk sebut yang dijalankan di KAI: 

- Fokus dan Konsentrasi: Menunjuk dengan jari membantu masinis memusatkan perhatian pada objek penting, mengurangi kemungkinan teralihkan oleh hal lain.


Kondektur KA Sawunggalih Utama dengan PPKA Stasiun Terisi dalam tugas 'Tunjuk-Sebut'. Foto: iNews/Tama

- Pengurangan Kesalahan: Tindakan menunjuk dan menyebut status sinyal secara bersamaan menciptakan jeda yang dapat mencegah kesalahan akibat perilaku refleksif.

- Memori Yang Kuat: Penyebutan suara memperkuat ingatan tentang tindakan yang dilakukan, sehingga lebih mudah untuk diingat dan diperiksa kembali.

- Deteksi Kesalahan: Penyebutan suara juga membantu masinis mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan lebih efektif.

- Peningkatan Kesadaran: Kombinasi gerakan tangan dan suara merangsang keterlibatan fisik, meningkatkan kewaspadaan selama perjalanan.


Petugas KAI sedang melakukan 'Tunjuk-Sebut'. Foto: iNews/dok. KAI 

“Penelitian yang dilakukan oleh RTRI (Railway Technical Research Institute) menunjukkan bahwa penerapan 'Tunjuk Sebut' dapat secara signifikan mengurangi kesalahan operasional. Hasil survei, kelompok yang tidak melakukan tindakan apa pun menunjukkan persentase kesalahan tertinggi," ujar Anne.

Melakukan “Tunjuk” atau “Sebut” mengurangi kesalahan hingga 50-66 persen. Implementasi “Tunjuk-Sebut” dapat menurunkan kesalahan hingga 83 persen,” imbuhnya.

Anne menambahkan, bagi masinis dan asisten masinis, metode ini selain dilakukan ketika berdinas, metode tersebut dilakukan dan dimulai dari tahapan asesmen pra-dinas, hal ini dimaksudkan agar para personil mengerti semboyan di lintas yang akan dilewati saat berdinas.

Selanjutnya secara berkala dilakukan pengujian terhadap metode tersebut dengan berbagai tingkatan dan kesempatan.

“Dengan langkah proaktif ini, KAI bertekad untuk terus meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan kenyamanan penumpang. Budaya “Tunjuk-Sebut” ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan SOP guna mendukung keselamatan perjalanan kereta api,” tutup Anne.

Bagaimana? Sekarang sudah tidak penasaran lagi kan?

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network