Eksekusi Ricuh di Lebak Bulus, Anak Menteri PU Zaman Soeharto Meninggal

Mada Mahfud
Pemilik gedung Hanif Radinal, anak Radinal Mochtar mantan Menteri Zaman Presiden Soeharto (bersorban hitam) meninggal usai kericuhan mempertahankan asetnya. Foto: Mada Mahfud

JAKARTA, iNews Depok.id - Eksekusi sebuah bangunan di Lebak Bulus berakhir ricuh. Pemilik gedung Hanif Radinal, anak Radinal Mochtar mantan Menteri Zaman Presiden Soeharto meninggal usai kericuhan mempertahankan asetnya.

Eksekusi berlangsung di sebuah bangunan di Jalan Lebak Bulus III No 15 Cilandak, Jakarta, Kamis pagi, 12 September 2024.

Pantauan iNews Depok di lokasi kejadian, eksekusi dilakukan PN Jakarta Selatan dipimpin juru sita Ausni Mainur.

Aparat kepolisian dan TNI ikut serta mengamankan jalannya sita eksekusi. Selain itu juga ada massa lain yang ikut.

Sementara pihak Hanif Radinal, anak Radinal Muchtar menteri PU zaman Soeharto dibantu puluhan massa berseragam loreng merah hitam.

Kedua massa dipisahkah pagar besi yang dilengkapi kawat berduri.

Kericuhan memanas saat juru sita PN Selatan yang dipimpin Ausri Mainur mendekati pagar besi di sisi kiri didampingi aparat kepolisian.

Hanif Radinal maju untuk menghadapi Ausri Mainur di dampingi sejumlah massa. Keduanya berdebat panas.

Hanif Radinal meminta eksekusi ditunda dulu karena masih ada proses persidangan yang berjalan.

"Mohon ditunda dulu, masih ada persidangan," kata anak Radinal Muchtar, menteri zaman Soeharto.

Tubagus Noorvan pengacara Hanif Radinal juga ikut berdebat dengan juru sita untuk meminta penyitaan ditunda dulu.

Namun juru sita PN Selatan tetap membacakan putusan sita. Usai putusan dibacakan, seorang pria berkaos putih maju. Ia membawa palu dan menggedor gembok di pagar sisi kiri.

Hanif Radinal menahan palu itu hingga jarinya berdarah. Melihat hal itu, pria berkaos putih mundur.

Seorang pria berbadan besar berpakaian ormas loreng merah hitam meminta eksekusi jangan pakai kekerasan demi menghindari bentrok massa.

Namun giliran massa pro eksekusi penyitaan di sisi kanan menggebrak dan mendorong pagar berlapis kawat duri. Pagar digoncang untuk dijebol.

Massa pro Hanif Radinal berpakaian loreng merah hitam menahan pagar. Kedua massa berhadapan.

Massa nyaris bentrok. Polisi dan tentara yang tak ingin bentrok berdarah menyeruak dan meneriakkan siapapun yang anarkis akan diangkut ke Bareskrim. Polisi dan tentara maju memisahkan kedua massa ormas.

Hanif Radinal dan juru sita Ausri Mainur kembali berhadapan di sisi kanan. Dalam sebuah momen, Ausri Mainur mengangkat Hanif Radinal dan membawanya masuk dalam bopongan.

Ausri Mainur berbadan besar sehingga mudah mengangkat Hanif Radinal yang berbadan kecil. Ausri Mainur kemudian menurunkan Hanif Radinal di pelataran.

Selang bebebapa saat kemudian Hanif Radinal pingsan. Istrinya menangis tersedu-sedu berupaya membuat suaminya bangun.

Pihak keluarga marah-marah pada juru sita karena ambulans tak ada. Pingsannya Hanif Radinal sekitar 10 menit. Sebanyak 2 polwan ikut membantu agar Hanif Radinal siuman.

karena ambulans tak ada, Hanif Radinal dibawa sebuah mobil kijang innova abu-abu ke rumah sakit.

Selang 30 menit kemudian, seorang pria yang mengaku keluarga Hanif berteriak akan menuntut juru sita. "Pak Hanif meninggal, kita akan tuntut penyitaan ini," katanya menyebut Hanif dibawa RS Mayapada Lebak Bulus dan meninggal.

 

Editor : Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network