DEPOK, iNews Depok. id - Tiap tahun Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri menyita perhatian publik. Kekisruhan sering terjadi karena kegagalan pemerintah dalam penyediaan jumlah sekolah negeri yang semakin tertinggal dibanding pertambahan jumlah pelajar.
Situasi semakin bertambah kisruh dengan sistem penerimaan yang dinilai semakin rumit.
"Jumlah SMAN/SMKN tak sebanding dengan pertambahan penduduk," kata pemerhati pendidikan, Bachtiar Simanjuntak kepada wartawan di Depok, Kamis (11/7/2024).
Tak hanya dari sisi jumlah sekolah, jumlah kelas juga tak bertambah. "Banyak SMA Negeri di Depok yang hanya memiliki 5 kelas, jauh dari standar maksimal 12 rombel," jelasnya.
Dengan situasi tersebut, semakin banyak anak di Depok yang tak bisa melanjutkan sekolah negeri di jenjang SMA.
Bachtiar mendesak anggota DPRD, DPR dan pemerintah fokus membuat kebijakan yang menghasilkan jumlah SMAN/SMKN di Depok semakin bertambah.
"Jangan permasalahan ini didiamkan saja," ceplos Bachtiar.
Bachtiar khawatir dengan kondisi ini, jumlah anak putus sekolah di Depok semakin bertambah. Situasi ini akan menjadi prolem sosial dan mengancam visi Indonesia Emas 2045.
"Depok ini banyak tawuran yang dilakukan anak-anak remaja. Khawatirnya jumlah tawuran semakin bertambah dan meresahkan karena semakin banyak anak-anak putus sekolah," ujar Bachtiar.
Bachtiar mendesak, untuk jangka pendek, Pj Gubernur Jawa Barat dan Dinas Pendidikan lebih bijak dalam melihat kemungkinan anak putus sekolah bertambah.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait