Menjelajahi Sudut Sejarah Terlupakan: Para Tokoh Inspiratif Kembali Hadir "Di Tepi Sejarah Musim 3"

Novi
Kemendikbudristek dan Indonesiana TV berkolaborasi dengan Titimangsa dan KawanKawan Media merilis 5 tayangan seri monolog Di Tepi Sejarah Musim Ketiga pada Jumat, 28 Juni 2024 di CGV FX Sudirman, Senayan, Jakarta. Foto: Ist

“Tahun ketiga seri monolog Di Tepi Sejarah diselenggarakan artinya ada 14 tokoh Indonesia yang diangkat kisah hidupnya dalam sebuah pementasan. 14 tokoh ini mewarnai sejarah Indonesia dengan kekhususannya masing-masing. Ada yang lewat perjuangan angkat senjata, ada yang lewat jalur diplomasi, bahkan lewat kesenian. Hal ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melakukan yang terbaiknya bagi Indonesia juga bagi anak bangsa lainnya demi kehidupan yang lebih baik,” tutur Happy Salma selaku Produser.

Ditambahkan oleh Yulia Evina Bhara selaku Produser, “Tahun ini, selain peluncuran film pertunjukan seri monolog Di Tepi Sejarah musim ketiga, kami juga meluncurkan buku antologi naskah Di Tepi Sejarah Tiga Musim. Ada 14 judul naskah yang terdapat dalam buku ini. Naskah ini dengan model monolog dan durasi singkat yang kami harap dapat juga dipentaskan oleh banyak pihak, seniman maupun murid sekolah di mana saja berada, sehingga produksi ilmu pengetahuan yang dihasilkan terus bergulir.” 


Ki-ka: Marsha Timothy, Happy Salma, dan Maudy Koesnaedi. Foto: Ist

 

Jadwal Tayang Di Tepi Sejarah Musim Ketiga

  1. Sudut Terlipat di Panggung Tan Tjeng Bok

Tayang di Indonesiana TV: Jumat 28 Juni 2024, Pkl. 20.00 WIB

Penulis Naskah: Deddy Otara

Penafsir Ulang dan Sutradara: Sahlan Mujtaba

Pemain: Bagus Ade Saputra

Tan Tjeng Bok, seorang seniman multitalenta yang kiprah seninya bertahan melewati tiga zaman. Sukses bersama Tonil Dardanella pada tahun 1920-an, membuatnya dikenal sebagai artis terkaya di zamannya. Di tengah kepopuleran dan gaya hidup glamornya yang penuh sensasi, Tjeng Bok jadi corong suara anti kolonialisme dalam berbagai peran yang dimainkannya. Tak heran dia mengalami ancaman dan penangkapan dari pemerintah Hindia Belanda.

  1. Ke Pelukan Orang-Orang Tercinta

Tayang di Indonesiana TV: Rabu, 03 Juli 2024. Pkl. 20.00 WIB

Penulis Naskah: Felix K. Nesi

Sutradara: Shinta Febriany

Pemain: Marsha Timothy

Francisca Casparina Fanggidaej menceritakan perjalanan hidupnya, tidak hanya sebagai pemikir dan penggerak besar pasca kemerdekaan Indonesia yang aktif berdiplomasi di panggung internasional, tetapi juga konflik batinnya sebagai ibu yang terpisah dari anak-anak karena perubahan situasi politik. Francisca mengajak kita untuk merefleksikan cara memperlakukan orang-orang maupun hal-hal yang kita cintai.

  1. Suamiku Oto dan Bel Pintu

Tayang di Indonesiana TV: Rabu, 10 Juli 2024 Pkl. 20.00 WIB

Penulis Naskah: Ahda Imran

Sutradara: Nia Dinata

Pemain: Maudy Koesnaedi

Menjadi istri Oto menempa kekuatan RA. Soekirah. Masa-masa genting revolusi dilaluinya seorang diri seraya menjaga dan mendidik anak-anaknya. Di mata anak-anaknya, ia selalu tampak tegar. Tetapi di lubuk hatinya yang terdalam,  RA. Soekirah terus berharap bahwa suaminya masih hidup. Apalagi sampai berbulan dan bertahun, selain desas-desus, nasib Oto Iskandar Di Nata tetap tak ada kejelasan.

  1. Seroean Kemadjoean

Tayang di Indonesiana TV: Rabu, 17 Juli 2024, Pkl. 20.00 WIB

Penulis Naskah: Esha Tegar

Sutradara: Tya Setiawati

Pemain: Widi Mulia

Di akhir Abad 19, Ruhana bagian dari 1% perempuan Minangkabau yang pandai baca-tulis. Kesadaran ini membuatnya gigih memperjuangkan persamaan perlakuan antara perempuan dan laki-laki terutama di bidang pendidikan dan pekerjaan. Melalui surat kabarnya Ruhana dan perempuan-perempuan lain menulis karang-mengarang menyerukan “Kemadjoean”, dan menuliskan “Seroean”, ditujukan untuk “Bangsakoe, Bangsa Perempoean”

  1. Tirto: Tiga Pengasingan

Tayang di Indonesiana TV: Rabu, 24 Juli 2024, Pkl. 20.00 WIB

Penulis Naskah: Ibed S Yuga

Sutradara: Putu Fajar Arcana

Pemain: Ari Sumitro

Diangkat berdasarkan biografi dan karya R.M. Tirto Adhi Soerjo, Tirto: Tiga Pengasingan menyelisik tiga masa dalam sejarah hidup tokoh perintis pers Indonesia ini sebagai kisah pengasingan. Melalui tiga masa tersebut, lakon ini melihat sisi-sisi manusiawi dari sejarah tokoh besar ini. Ia dianugerahi gelar sebagai Bapak Pers Indonesia dengan warisan berupa surat kabar Medan Priyayi.

Mari jadikan “Di Tepi Sejarah Musim Ketiga” sebagai momen untuk mempelajari sejarah-sejarah bangsa dan menemukan inspirasi dari para tokoh inspiratif!

Editor : M Mahfud

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network