GARUT, iNewsDepok.id - Stasiun Lebakjero (LBJ) merupakan salah satu stasiun tertinggi yang bertengger yang masih berstatus aktif. Stasiun yang berada di Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini memiliki pesona wisata tersendiri.
Keindahan Stasiun Lebakjero ini diakui oleh banyak pecinta kereta api (KA) atau yang akrab disebut railfans, sebagai stasiun yang memiliki pemandangan yang cukup indah. Dengan ketinggian +818 meter di atas permukaan laut (mdpl), Stasiun Lebakjero digadang jdi stasiun tertinggi kedua yang masih berstatus aktif di Indonesia, di mana stasiun tertinggi aktif di Indonesia berada di Stasiun Nagreg dengan ketinggian +848 mdpl
Stasiun ini tidak memiliki sesuatu yang memiliki banyak nilai komersial, hanya ada tersedia dua baris bangku penumpang, dan hanya tersedia loket penjualan tiket yang tidak besar.
Stasiun Lebakjero adalah stasiun kereta api kelas III/kecil di daerah perbatasan Ciherang, Nagreg, Bandung dengan Karangtengah, Kadungora, Garut dan merupakan stasiun paling timur di Kabupaten Bandung. Stasiun ini termasuk dalam aset PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi II Bandung.
Stasiun Lebakjero merupakan stasiun milik KAI yang hanya melayani persilangan saja namun apabila terpaksa harus kedatangan tamu alias persilangan KA maka prosesnya cukup melelahkan karena harus maju dan mundur, di mana stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.
Jalur 1 sebagai sepur belok di stasiun ini adalah yang terpendek di Jawa Barat, oleh karena itu stasiun ini hanya dapat menampung rangkaian kereta api maksimal hingga lima gerbong. Jika rangkaiannya lebih panjang dari itu, maka harus diarahkan ke jalur terminus, di mana masinis harus menggerakkan KA untuk menempatkan bagian belakangnya di garis terminus yang berlawanan.
Stasiun ini hanya terdiri dari bangunan utama yang sederhana, berukuran sekitar 4 × 3 meter. Di sampingnya ada bangunan tambahan berdinding kayu, sebagai ruang tunggu. Namun, tak ada bangku atau kursi tunggu di stasiun ini.
Stasiun ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan railfans dan masyarakat umum yang suka memotret dan berburu kereta api karena pemandangannya sangat indah.
Keindahan stasiun ini tidak lain karena diapit dua gunung, yaitu Gunung Kaledong dan Gunung Mandalawangi. Selain itu, stasiun ini memiliki lintasan rel yang melengkung seperti kurva berbentuk huruf S. Dengan ketinggian di atas 818 mdpl, tentunya stasiun ini memiliki cuaca pegunungan yang cukup sejuk.
Kereta api penumpang melintas dari arah timur Stasiun Lebakjero. Foto: iNews/Tama
Peralatan kelengkapan stasiun nampak terlihat sisa peninggalan Belanda, dari mulai wesel, peralatan layanan sinyal, rumah/ bangunan stasiun bahkan sinyal-nya. Stasiun LBJ hanya memugar bagian atapnya dan dinding ruang tunggu saja.
Kontur alam yang indah karena diapit oleh gunung-gunung dan perbukitan, jembatan serta kondisi lintasan KA yang berkelok tajam, cocok bagi para railfans atau yang gemar dalam hobi fotografi dengan memanfaatkan kameranya membidik dari segala titik dan 'angle' saat KA datang.
Dari stasiun Lebak Jero ke arah barat (Nagrek) jalurnya lebih terlihat menanjak dan sebaliknya bila ke arah timur (Stasiun Leles) lebih terlihat menurun sehingga setiap KA yang melintas menuju timur maka pengereman sudah dimulai di Stasiun Lebakjero ini.
Bicara akses atau jalan masuk/ keluar Stasiun Lebakjero jangan dibayangkan seperti stasiun lainnya yang luas dan beraspal dengan tempat parkir luas. Untuk tiba ke stasiun yang jaraknya sekitar 700 meter dari jalan raya Garut-Nagreg hanya ada gang perkampungan, selanjutnya melintasi jalan kecil yang licin sekitar 100 meter dan hanya bisa dilintasi satu motor dengan tanjakan curam, sesampainya di stasiun ini langsung menghadapi lintasan utama sekaligus halaman stasiun tersebut dengan disambut pemandangan indah Pegunungan Garut.
Dari sisi timur bukit, terlihat lintasan rel kereta api di Stasiun Lebakjero berbentuk huruf 'S'. Foto: iNews/Tama
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait