Untuk informasi, kondisi pasar kondominium masih mirip dengan kondisi di triwulan-triwulan sebelumnya yaitu penjualan masih terbatas. Proyek-proyek yang sudah dapat dihuni dalam waktu dekat atau dalam tahap penyelesaian menjadi pendorong utama aktivitas pasar kondominium. Sebagian besar pembeli masih menerapkan sikap wait-and-see mengingat tahun ini merupakan tahun politik bagi Indonesia.
Meski pasar kondominium belum sepenuhnya pulih, sektor perumahan, baik kondominium maupun rumah tapak, tetap menjadi sektor yang diminati secara konsisten oleh pengembang dan investor, yang tertarik oleh demografi yang menguntungkan dan potensi ekonomi Indonesia. Hal ini terbukti dari adanya rencana beberapa pengembang untuk meluncurkan proyek kondominium baru sepanjang tahun ini.
Vivin Harsanto – Head of Advisory JLL Indonesia mengungkapkan, pada triwulan pertama ini, belum terlihat peningkatan aktivitas yang signifikan pada pasar kondominium. Kata Vivin, pemilihan umum presiden yang berlangsung pada Februari 2024 menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi sentimen pembeli. "Meskipun demikian, ada potensi peningkatan aktivitas pasar di paruh kedua tahun 2024, namun hal ini masih belum dapat dipastikan bergantung pada kesiapan pengembang dan peningkatan sentimen pasar," akunya.
Dalam kesempatan ini, Julien Naouri, Senior Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group yang hadir secara online menyebutkan bahwa kinerja hotel di Jakarta dan Bali membaik dengan meningkatnya okupansi dan kunjungan wisatawan, mendukung sentimen positif investor.
Di bidang Logistik dan Industri, Farazia Basarah, Country Head and Head of Logistics & Industrial JLL Indonesia menyebut, dengan hanya satu penyelesaian proyek baru di Cikarang, membuat total pasokan pergudangan modern di Jabodetabek masih relatif stabil di angka 2,7 juta meter persegi.
"Pasokan ini disertai dengan tingkat hunian yang terpantau terus sehat sejak pandemi sehingga tetap berada di angka 90% untuk triwulan pertama tahun 2024. Persaingan diperkirakan akan semakin ketat hingga 2025 terutama untuk area Cikarang dengan total penambahan sekitar 200 ribu meter persegi," ujarnya.
Perekonomian Indonesia telah menunjukkan ketahanan dalam pertumbuhan ekonomi di awal tahun 2024 sebesar 5,11% dengan tingkat investasi asing yang menunjukkan tren positif di angka 13,6 miliar dolar yang sebagian besar didorong oleh sektor manufaktur. Secara umum, sektor properti Jakarta memperlihatkan tingkat permintaan yang positif.
Minat investor terhadap Indonesia, tidak hanya Jakarta tetapi juga kota lain, seperti Nusantara dan sekitarnya yang mulai meningkat didukung oleh pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas di dalam negeri.
Dapat disimpulkan, sektor properti Indonesia menunjukkan tanda-tanda positif di awal 2024, didorong oleh pertumbuhan ekonomi, investasi asing, dan pembangunan infrastruktur. Permintaan perkantoran terfokus pada gedung baru berkualitas, harga sewa pusat perbelanjaan tumbuh, sektor perhotelan menunjukkan pemulihan, dan pasar kondominium diprediksi meningkat di paruh kedua 2024.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait