Kisah Inspiratif, Sarjiya Anak Penjual Gula Jawa Keliling Buta Huruf, Meraih Gelar Profesor di UGM

Donald Karouw
Profesor Ir Sarjiya, seorang dosen dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, telah resmi diangkat menjadi guru besar. Foto: UGM

JAKARTA, iNewsDepok.id - Profesor Ir Sarjiya, seorang dosen dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, telah resmi diangkat menjadi guru besar. 

Saat upacara pengangkatannya di Balai Senat UGM pada awal Februari yang lalu, suasana haru terasa ketika beliau dengan suara yang gemetar dan mata berkaca-kaca membacakan pidato pengukuhan.

Beberapa kali, Profesor Sarjiya terpaksa berhenti sejenak dalam membacakan pidato untuk menyeka air matanya yang terus mengalir. Beliau memulai pidatonya dengan berbagi kisah latar belakangnya yang lahir 51 tahun yang lalu dari keluarga sederhana di Lendah, Kulonprogo.

Ayahnya, Pujidiyono, sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau perajin gamping. Sedangkan ibunya, Sumirah, adalah seorang pedagang gula Jawa yang setiap hari berkeliling menjajakan dagangannya di Kota Yogyakarta.

"Saat itu, Bapak dan Ibu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah," ungkapnya seperti yang dikutip dari situs UGM pada Rabu (21/3/2024).

Profesor Sarjiya menceritakan bahwa kedua orangtuanya tidak bisa membaca dan menulis karena tidak pernah mendapatkan pendidikan formal. Meski begitu, mereka berdua tetap gigih menyekolahkan beliau meskipun harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.

"Secara khusus, saya memohon maaf kepada adik perempuanku, Suparsih, yang saat itu tidak bisa melanjutkan ke SMA meskipun memiliki nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk membiayai pendidikan kami berdua secara bersamaan. Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa," ujar Profesor Sarjiya, yang merupakan anak keempat dari lima bersaudara.

Setelah menyampaikan pidatonya, Profesor Sarjiya langsung mendatangi ibunya sambil bersujud dan memeluknya erat. Beliau juga menyapa empat saudari perempuannya. Sayangnya, sang ayah tidak bisa hadir dalam momen pengangkatan tersebut karena sudah meninggal.

"Maturnuwun, Bu," ucap Profesor Sarjiya dengan terbata-bata.

Profesor Sarjiya menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Pengkol, Kulon Progo pada tahun 1987, kemudian melanjutkan ke SMP Brosot pada tahun 1990. 

Setelah itu, beliau menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta pada tahun 1993 dan langsung melanjutkan ke kuliah S1 Teknik Elektro di UGM pada tahun yang sama.

Selanjutnya, beliau melanjutkan pendidikan S2 di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, dan lulus pada tahun 20021. Kemudian, Profesor Sarjiya menyelesaikan pendidikan doktornya di Program Studi Teknik Elektro, Chulalongkorn University, Thailand.

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul "Integrasi Energi Terbarukan Variabel dalam Perencanaan dan Operasi Sistem Tenaga Listrik Menuju Transisi Energi Berkelanjutan", Profesor Sarjiya menyatakan bahwa untuk mencapai transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia, diperlukan pemanfaatan optimal dari seluruh potensi energi baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan.

Dengan sifatnya yang intermittent, integrasi potensi energi terbarukan variabel ke dalam grid untuk memenuhi kebutuhan energi nasional memiliki banyak tantangan.

Oleh karena itu, inovasi dalam perencanaan dan operasi sistem tenaga diperlukan untuk memastikan pelayanan energi listrik yang handal, aman, dan berkualitas, yang dapat diberikan kepada konsumen dengan biaya penyediaan yang ekonomis.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network