BANTEN,iNews.id- Prevalensi angka stunting anak-anak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten turun. Hingga April 2023 angkanya hanya 3.736 kasus dari sebelumnya 4.618 kasus. Namun angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata prevalensi nasional yakni sebesar 21% pada tahun 2022 dan target nasional sebesar 14% pada tahun 2024.
Dalam upaya terobosan untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia, Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, diwakili oleh Nurul Dina Rahmawati meluncurkan sebuah program edukasi gizi remaja yang unik.
Program ini berlangsung di SMK 1 Kalanganyar, menampilkan penggunaan game online inovatif berjudul "Nutrition Impact", fokus pada isu anemia - menyediakan pengetahuan tentang gejala, penyebab, dampak, dan solusi.
Game ini dilengkapi dengan modul edukatif mengenai Definisi Remaja, Perubahan Fisik dan Psikologis pada Remaja, Anemia, dan gaya hidup sehat, memberikan informasi komprehensif yang menarik bagi para remaja. Tanpa sadar, remaja akan mendapatkan beragam informasi kompleks mengenai gizi dan kesehatan dengan cara yang menyenangkan.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pencegahan anemia adalah keengganan remaja dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) yang diberikan oleh Puskesmas. Banyak siswi SMK 1 Kalanganyar menyatakan bahwa mereka tidak rutin mengonsumsi TTD karena bau dan rasa yang tidak menyenangkan, serta efek samping seperti mual.
Untuk mengatasi hal ini, program memberikan tips praktis, seperti mengonsumsi TTD bersamaan dengan buah-buahan segar, makanan atau minuman manis, serta menghindari konsumsi teh, kopi, dan susu saat mengonsumsi TTD.
“Stunting memberikan dampak lintas generasi, dan dengan pendidikan serta kesadaran yang tepat, kita bisa mencegah terulangnya siklus ini,” kata Nurul, Kamis (30/11/2023).
Camat Kalanganyar, Bayu Hadiyana mengatakan, remaja puteri harus sehat agar anaknya kelak terbebas dari stunting. Karena mereka adalah calon ibu yang akan menentukan kualitas generasi berikutnya
“Remaja puteri adalah calon ibu yang akan menentukan kualitas generasi berikutnya. Oleh karena itu, remaja puteri harus sehat agar anaknya kelak terbebas dari stunting,” katanya.
Program edukasi gizi remaja ini menandai langkah signifikan dalam upaya mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kesehatan dan produktivitas remaja di Kecamatan Kalanganyar, serta dapat menjadi contoh bagi upaya serupa di wilayah lain.
Editor : Rinna Ratna Purnama
Artikel Terkait