Hamas Hampir Capai Perjanjian Gencatan Senjata Dengan Israel

Laurensius Teddy Saputro
Seorang memegang anaknya bereaksi setelah serangan udara Israel menghantam lingkungan di Kota Gaza, Palestina, pada 23 Oktober 2023. Foto: Ali Jadallah

DEPOK, iNewsDepok.id - Pemimpin Hamas mengatakan bahwa kelompok pejuang militan Palestina hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel, bahkan ketika serangan mematikan di Gaza terus berlanjut dan roket ditembakkan ke Israel, Selasa (21/11/2023).

Pejabat Hamas menyebut 'hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata' dengan Israel dan kelompok tersebut telah menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar, kata Ismail Haniyeh dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Reuters.

Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut, namun seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa negosiasi dipusatkan pada berapa lama gencatan senjata akan berlangsung, pengaturan pengiriman bantuan ke Gaza dan pertukaran sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina di Israel.

"Kedua belah pihak akan membebaskan perempuan dan anak-anak dan rinciannya akan diumumkan oleh Qatar, yang menjadi penengah dalam negosiasi tersebut," kata pejabat setempat, Issat el Reshiq, seperti dikutip Selasa (21/11/2023).

Hamas menyandera sekitar 240 orang selama serangannya pada 7 Oktober di Israel yang menewaskan 1.200 orang.

Mirjana Spoljaric, presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), bertemu Haniyeh di Qatar pada hari Senin untuk mengajukan masalah kemanusiaan terkait konflik tersebut, kata ICRC yang berbasis di Jenewa dalam sebuah pernyataan. Dia juga bertemu secara terpisah dengan pihak berwenang Qatar.

ICRC mengatakan pihaknya bukan bagian dari perundingan yang bertujuan untuk membebaskan para sandera, namun sebagai perantara yang netral, ICRC siap memfasilitasi pembebasan di masa depan yang disetujui oleh para pihak.

Pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan telah beredar selama berhari-hari. Dikutip Reuters melaporkan pekan lalu bahwa mediator Qatar sedang mengupayakan kesepakatan bagi Hamas dan Israel untuk menukar 50 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari yang akan meningkatkan pengiriman bantuan darurat ke warga sipil Gaza, mengutip seorang pejabat yang mendapat penjelasan tentang pembicaraan tersebut.

Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat Michael Herzog mengatakan di acara ABC 'This Week' pada hari Minggu bahwa ia mengharapkan kesepakatan dalam beberapa hari mendatang. Sementara Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan bahwa poin-poin penting yang tersisa “sangat kecil.”

Presiden AS Joe Biden dan pejabat AS lainnya mengatakan pada hari Senin bahwa kesepakatan sudah dekat, namun kesepakatan sudah tampak hampir tercapai sebelumnya.

“Negosiasi sensitif seperti ini bisa gagal pada menit-menit terakhir,” kata wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jon Finer, dalam program 'Meet the Press' NBC pada hari Minggu (19/11/2023).

"Tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati," imbuhnya.

Serangan Hamas pada 7 Oktober, hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel, mendorong Israel untuk menyerang wilayah Palestina untuk menargetkan Hamas.

Sejak itu, pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya 13.300 warga Palestina telah terbunuh, termasuk setidaknya 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita, akibat pemboman Israel yang tak henti-hentinya.

Hamas mengatakan melalui akun Telegramnya pada hari Senin bahwa mereka telah meluncurkan rentetan rudal ke Tel Aviv. Para saksi juga melaporkan roket ditembakkan ke Israel tengah.

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network