Kisah Para Ibu Melahirkan di Gaza
Berikut adalah beberapa kisah para ibu yang melahirkan di Gaza, yang diambil dari berbagai sumber media online:
- Jumana Emad, seorang jurnalis lepas berusia 25 tahun, melahirkan anak perempuannya, Talia, di Rumah Sakit Al-Awda, sebuah rumah sakit kecil di tengah Jalur Gaza yang berlokasi di Nuseirat. Dia menggambarkan jam-jam persalinannya sebagai suatu yang berat dan menakutkan.
"Saya melahirkan di tengah serangan yang bertubi-tubi. Saya takut," kata Jumana kepada BBC.
Dia juga mengatakan bahwa dia kesulitan menemukan transportasi untuk menuju rumah sakit, karena sopir taksi takut dan ambulans tidak punya waktu untuk perempuan yang akan melahirkan.
- Niveen al-Barbari, seorang ibu berusia 33 tahun, melahirkan anak pertamanya, Adam, di Rumah Sakit Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit besar di Gaza. Dia mengatakan bahwa dia merasakan kontraksi yang kuat sejak malam sebelumnya, tetapi dia tidak bisa pergi ke rumah sakit karena serangan udara Israel yang terus menerus. Dia baru bisa pergi ke rumah sakit pada pagi hari, setelah mendapatkan izin dari pasukan keamanan Hamas. Dia mengaku sangat lega ketika melihat bayinya sehat dan selamat.
- Suad Asraf, seorang ibu berusia 28 tahun, melahirkan anak ketiganya, Omar, di Rumah Sakit Al-Najjar, sebuah rumah sakit swasta di Rafah, Gaza selatan. Dia mengatakan bahwa dia menderita kelelahan yang luar biasa karena harus berpindah-pindah tempat mengungsi sejak konflik meletus. Dia juga mengeluh bahwa rumah sakit tempat dia melahirkan tidak memiliki fasilitas yang memadai, seperti listrik, air, dan obat-obatan. Dia berharap agar konflik segera berakhir, agar dia bisa kembali ke rumahnya dan merawat bayinya dengan tenang.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait