Negara Mana Saja yang Kritik Serangan Israel di Gaza? No 7 Ada Indonesia

Laurensius Teddy Saputro
Seorang anak laki-laki memegang bendera Palestina saat demonstrasi untuk menyatakan dukungan kepada rakyat Palestina, di Cape Town, Afrika Selatan, 9 Oktober 2023. Foto: Esa Alexander/Reuters.

DEPOK, iNewsDepok.id - Menyusul serangan mendadak Hamas terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya lebih dari seminggu yang lalu, sebagian besar komunitas internasional segera menyuarakan keprihatinannya terhadap meningkatnya ketegangan.

Namun, ketika Israel terus mengebom Gaza dan menyerang warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, beberapa negara mulai bersikap kritis terhadap tindakan Israel, beberapa diantaranya lebih terang-terangan dibandingkan yang lain.

Berikut adalah daftar negara-negara yang meminta Israel untuk menghentikan agresinya dan bergerak menuju gencatan senjata.

1. Aljazair

Kementerian Luar Negeri Aljazair telah menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan Israel di Gaza, dan menuduhnya melanggar hukum kemanusiaan internasional.

Aljazair juga menyerukan intervensi internasional segera untuk melindungi rakyat Palestina, yang hak-haknya dianggap penting dalam penyelesaian konflik.

2. Uni Afrika

Ketua Uni Afrika Moussa Faki Mahamat menyoroti pengingkaran terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina sebagai penyebab utama ketegangan saat ini. Uni Afrika mengimbau kedua belah pihak untuk mengakhiri permusuhan militer dan kembali ke meja perundingan.

3. Belize

Belize mengecam permusuhan antara Hamas dan Israel dan menyerukan deeskalasi segera sambil mendukung negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan menuntut hak kembali bagi warga Palestina yang terusir dari tanah air leluhur mereka.

4. Brazil

Menteri Luar Negeri Brazil Mauro Luiz Iecker Vieira mengatakan pada hari Jumat bahwa negaranya “dengan kecewa menerima berita bahwa pasukan Israel menyerukan semua warga sipil – lebih dari satu juta – yang tinggal di Gaza utara untuk meninggalkan Gaza dalam waktu 24 jam”.

Veira, yang berbicara di New York setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB, merujuk pada penilaian PBB bahwa perpindahan penduduk secara besar-besaran dapat menyebabkan “tingkat kesengsaraan yang belum pernah terjadi sebelumnya” bagi warga sipil dan menyerukan diakhirinya kekerasan di kedua negara. 

Editor : M Mahfud

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network