MANILA, iNewsDepok.id - Kejadian tak terduga mengguncang Bandara Internasional Ninoy Aquino di Filipina ketika seorang petugas keamanan terciduk melakukan aksi mencuri uang penumpang senilai Rp 46 juta. Aksi nekat pelaku yang menggunakan teknik 'swallow' ini menggemparkan masyarakat dan memicu kekhawatiran akan keamanan fasilitas publik.
Peristiwa mencengangkan ini terekam dengan jelas oleh kamera pengawas di area pemeriksaan keamanan bandara. Pelaku, seorang petugas keamanan yang seharusnya bertugas menjaga keamanan penumpang dan fasilitas bandara, ternyata melakukan tindakan curang dengan menelan uang tunai hasil curian.
Insiden ini ternyata bukanlah yang pertama di tahun 2023. Menurut laporan dari situs berita Online Rappler, ini adalah insiden pencurian ketiga yang terjadi di bandara Manila pada tahun tersebut.
Kualitas pelayanan dan reputasi bandara Manila juga telah dikritik sejak lama. Pada survei yang dilakukan pada Juli 2023 oleh perusahaan manajemen properti dan perhotelan Casago, bandara Manila ditempatkan di posisi delapan sebagai bandara terburuk di dunia berdasarkan pengalaman antrian penumpang.
Adapun menurut situs perjalanan hawaiianislands.com pada bulan November 2022 pun menobatkan bandara internasional Manila sebagai bandara ketiga yang paling menimbulkan stres bagi penumpang di kawasan Asia Tenggara dan Oseania.
Kasus ini mengundang perhatian luas di media sosial dan memicu perdebatan tentang pentingnya peningkatan pengawasan dan evaluasi terhadap petugas keamanan di berbagai fasilitas publik, terutama di bandara. Kejadian ini juga menjadi panggilan untuk mengintensifkan pelatihan dan pemantauan terhadap petugas keamanan guna memastikan integritas sistem keamanan dan memulihkan kepercayaan masyarakat.
Otoritas setempat segera merespons dengan serius, mengambil langkah tegas dan memulai penyelidikan mendalam atas peristiwa ini. Tindakan hukum akan diambil terhadap pelaku untuk memastikan keadilan bagi korban dan memberikan pesan bahwa tindakan kriminal semacam ini tidak dapat dibiarkan.
Penting bagi pemerintah dan pihak berwenang terkait untuk melakukan reformasi struktural dalam penanganan keamanan publik, termasuk memperbaharui dan meningkatkan prosedur dan regulasi guna mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa depan. Hal ini juga harus diikuti dengan penguatan pengawasan dan pelatihan yang lebih baik bagi petugas keamanan untuk memastikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan keandalan sistem publik dapat dipulihkan sepenuhnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait