Batu Saluran Kemih dan Pembesaran Prostat Rentan Terhadap Pria, Waspadai Konsumsi Asupan Berikut Ini
DEPOK, iNewsDepok.id - Batu saluran kemih adalah formasi keras yang terbentuk di dalam saluran kemih, termasuk ginjal, ureter, dan uretra. Hal ini merupakan salah satu masalah yang terjadi pada sistem urologi manusia.
Batu saluran kemih tercipta dari penggumpalan garam dan mineral dalam urin yang menyatu dan membentuk batu.
Masalah penyakit batu saluran kemih adalah salah satu kasus yang sering terjadi di Indonesia dalam bidang urologi.
Angka kejadian penyakit batu saluran kemih di beberapa negara di dunia berkisar antara satu hingga dua puluh persen dari total kasus batu saluran kemih, dan pria memiliki kecenderungan lebih tinggi menderita kondisi ini daripada wanita, dengan perbandingan 3:1.
"Puncak insiden biasanya terjadi pada usia 40-50 tahun," jelas dr. Bernard Partogu dalam acara edukasi kesehatan berjudul "Penyakit Batu Saluran Kemih dan Pembesaran Prostat Jinak," pada Kamis (24/8/2023) di RS Jantung Diagram Cinere.
Batu saluran kemih terjadi saat terbentuknya pengendapan material keras (garam/mineral) mulai dari ginjal hingga uretra. Batu ini bisa berukuran kecil namun dapat tumbuh lebih besar jika tidak ditangani dengan benar.
Sedangkan Pembesaran Prostat Jinak atau BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) terjadi saat kelenjar prostat membesar dan mengganggu aliran urin, yang dapat mengakibatkan kesulitan saat buang air kecil.
Gejala dan Penanganan Dalam sesi edukasi, dijelaskan pula gejala batu saluran kemih, yang mencakup rasa nyeri di area pinggang yang datang dan pergi dari ringan hingga parah. Terkadang, gejala ini juga bisa disertai dengan sensasi terbakar saat buang air kecil atau berkemih.
Selain itu, sulitnya buang air kecil juga bisa menjadi gejala, dan dalam kasus yang lebih parah, gejala ini dapat disertai demam, menggigil, mual-muntah, dan urin berdarah," tambah dr. Bernard Partogu, seorang dokter spesialis urologi, kepada peserta edukasi yang hadir.
Umumnya, gejala ini dipicu oleh pola makan yang tidak sehat, konsumsi berlebihan kafein, asupan daging merah yang tinggi, makanan dengan kandungan oksalat yang tinggi seperti kacang-kacangan, minuman bersoda, dan alkohol.
Mengenai Pembesaran Prostat Jinak atau BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), ini merupakan bagian dari proses penuaan yang normal pada pria, walaupun penyebabnya masih belum sepenuhnya dipahami, namun diduga berkaitan dengan penuaan.
"Meskipun BPH tidak bisa dicegah, namun bisa diobati. Salah satu cara terbaik adalah dengan deteksi dini," ungkap dr. Bernard.
Dalam upaya pencegahan kedua penyakit ini, masyarakat diingatkan untuk menjalani pola makan yang sehat, mengonsumsi sayuran dan serat, serta membatasi asupan sodium, menghindari minuman bersoda dan berwarna.
"Ada dua langkah yang sederhana dan efektif dalam pencegahan: menjalani pola makan sehat, berolahraga, dan mendeteksi masalah sedini mungkin dengan berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala yang telah dijelaskan," tutup dr. Bernard Partogu, Sp.U.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar
Artikel Terkait