JAKARTA, iNewsDepok.id - Awal tahun 2022 lalu, kita sempat dihebohkan dengan berita bocornya data pasien yang diduga dari Kementerian Kesehatan RI, dimana 720 GB dokumen dan 6 juta list data medis pasien (termasuk data pasien Covid-19) muncul di forum gelap Raid Forum.
Postingan itu diunggah pengguna bernama Astarte. Tertulis, file berasal dari laporan medis dari sejumlah rumah sakit besar di Indonesia. Data terbagi dalam tiga kolom, yaitu ECG, Laboratory, dan Radiology.
Selain hasil tes Covid-19 ada pula CT scan, X-ray dengan nama pasien, rumah sakit serta tanggal diambilnya.
Tak hanya itu, ada pula data tentang surat rujukan BPJS, laporan hasil medis, serta beberapa laporan dari laboratorium.
Bahkan ada satu kolom yang memperlihatkan data-data mulai dari nama, nomor kontak, alamat, tempat dan tanggal lahir, nomor kartu JKN, dan juga NIK. Duh, ngeri sekali ya jika benar data-data tersebut bocor!
Tak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi juga meningkatkan potensi terjadinya peretasan data. Saat ini pun kasus peretasan data sering kita dengar.
Berdasarkan studi yang dilakukan selama periode 1 November 2020 hingga 31 Oktober 2021, ditemukan setidaknya terdapat 5.212 kasus kebocoran data di berbagai industri dalam jangka waktu 1 tahun dimana industri kesehatan menyumbang 571 kasus dan menempatkannya di urutan ketiga sebagai sektor yang paling rentan mengalami kebocoran data.
Hal ini pun menjadi perhatian serius bagi PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA), yang dikenal sebagai lab test provider terpercaya dan serius mengembangkan aplikasi digitalnya melalui Prodia Mobile dan secara perlahan semuanya akan terintegrasi ke aplikasi yang lebih lengkap yang baru diluncurkan pada Februari 2023 lalu yaitu U by Prodia.
Sebagai informasi, tiga bulan sejak diluncurkannya, U by Prodia kini sudah digunakan 100 ribuan lebih users.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait