JAKARTA, iNewsDepok.id - Sudah jadi rahasia umum jika kita ingin menjadi Caleg (calon anggota legislatif) dan menang dalam pemilu, harus berani mengeluarkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membiayai kampanye yang dilakukan.
Namun, pada kenyataannya, banyak pula Caleg yang sudah rajin kampanye dengan terjun ke wilayah-wilayah tertentu dan sudah pasti harus mengeluarkan dana, justru di wilayah tersebut tidak ada yang memilihnya. Sebaliknya, wilayah yang tidak pernah mereka kunjungi, justru ada suara untuk mereka.
Seperti yang dialami oleh Muhammad Farhan, Anggota DPR RI. "Ada satu daerah di Cibiru, Jawa Barat. Daerah itu nggak pernah saya 'apa-apain' eh suara saya malah tinggi di situ," seru Farhan dalam peluncuran Platform PEMILU.AI di Jakarta, Kamis, 20 Juli 2023.
Disinilah perlunya peran konsultan yang dapat membaca data, situasi, dan kondisi di lapangan sehingga ada gambaran hal-hal apa yang harus dilakukan di wilayah tersebut sehingga kampanye yang dilakukan sesuai dan tepat sasaran.
Melihat banyaknya permasalahan yang dialami para Caleg, hadir Platform kampanye politik berbasis teknologi generative AI (artificial intelligence) yaitu PEMILU.AI yang siap membantu para Caleg untuk meningkatkan peluang kemenangan pemilu.
Ya, pertama di dunia! Berperan sebagai konsultan politik personal, kehadiran Platform ini ditujukan untuk membantu para Caleg, memahami lebih dalam terkait aspirasi masyarakat di daerah pemilihan dengan beragam fitur inovatif, untuk meningkatkan peluang kemenangan pemilu.
“Platform ini dirancang untuk menganalisis big data, seperti: data politik, data sosial ekonomi, data demografi, data profil persona caleg, hingga data media sosial dan media online dari daerah pemilihan, sehingga nantinya bisa memberikan rekomendasi microtargeting strategi kampanye tepat sasaran yang sesuai dengan target suara, wilayah, dan kelompok sasaran, serta persona Caleg,” jelas Luky Djani, CEO PEMILU.AI.
"Platform ini menawarkan berbagai tools dan fitur berbasis teknologi generatif AI yang bisa memberikan strategi kampanye berdasarkan persona Caleg, kampanye microtargeting tepat sasaran, hingga strategi komunikasi kampanye pada konstituen," tambah Luky.
Sang Founder, Yose Rizal mengatakan, ini merupakan sejarah, bagaimana teknologi dan politik bertemu.
"Indonesia merupakan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Waktu kampanye singkat. Sementara tahun ini saja ada kurang lebih 300 ribu Caleg. Biaya politik juga sangat tinggi. Inilah revolusi komunikasi yang bisa menangkap aspirasi masyarakat, menuju pemilu yang lebih cerdas," ujar Yose.
"Caleg hanya tinggal masuk ke web, isi data lengkap seperti dapil, pengalaman politik, data partai, brandingnya apa, isu prioritasnya apa, dan lain sebagainya. Nanti akan muncul rekomendasi-rekomendasi kampanye yang sesuai untuk wilayah tersebut," urai Yose.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait