Setelah melewati rintangan dan selama dua tahun melakukan uji coba, pertanian Comocim menjadi satu-satunya di dunia yang memproduksi kopi yang berasal dari kotoran burung jacu, bukan sembarang kopi tapi salah satu varietas yang paling dicari di dunia.
Seiring waktu, Henrique Sloper menemukan bahwa sistem pencernaan burung jacu sangat luar biasa. Meskipun menelan dan mengeluarkan biji kopi utuh sempurna, pencernaan burung jacu menghilangkan hampir semua kafein dalam biji serta kebutuhan fermentasi.
Burung jacu tampaknya memiliki rasa kopi yang sempurna, hanya mengonsumsi biji yang paling matang di perkebunan, yang memastikan bahwa kopi yang dipanen dari kotorannya memiliki kualitas terbaik.
Mengenai rasa kopi dari kotoran burung jacu ini dideskripsikan lebih berbuah dan lebih asam dibandingkan kebanyakan varietas kopi lainnya.
Kopi yang diolah dari kotoran burung jacu ini sangat eksklusif sehingga hanya diproduksi jika ada permintaan khusus dari pembeli. Setelah dipanen, kotoran dikeringkan, dibersihkan dan dibekukan hingga diproses.
Diketahui, negara bagian Espirito Santo di Brazil merupakan penghasil kopi keempat dunia. Tapi, perkebunan Camocim satu-satunya yang menggunakan kotoran burung jacu.
Perkebunan tersebut telah menjualnya selama sekitar satu dekade dan varietas tersebut saat ini dianggap salah satu yang paling mahal.
Kopi ini sangat popular di negara-negara seperti Prancis, Jepang, Inggris, yang mana departement store mewah Harrods menjualnya seharga 1.400 pound atau 1.700 dolar per kilogram atau setara dengan Rp25 juta per kilogram.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait