Ketidakmampuan mengontrol impuls antara lain ketidaksabaran mengantri atau mengemudi di lalu lintas, hingga perubahan suasana hati dan ledakan kemarahan.
Gejala ADHD pada orang dewasa meliputi: impulsif, disorganisasi dan prioritas masalah, kemampuan memenej waktu yang buruk, masalah fokus pada tugas, masalah multitasking, aktivitas berlebihan atau kegelisahan, perencanaan yang buruk, toleransi terhadap rendah, sering mengalami perubahan suasana hati, masalah dalam menyelesaikan tugas, mudah marah dan sulit mengatasi stres.
Hampir setiap orang memiliki beberapa gejala yang mirip dengan ADHD dalam beberapa titik di hidup mereka. Jika gejala tersebut baru terjadi atau sesekali saja di masa lalu, berarti seseorang tersebut tidak menderita ADHD.
ADHD didiagnosis hanya jika gejalanya cukup parah sehingga menyebabkan masalah berkelanjutan di lebih dari satu bidang kehidupan. Gejala yang terus-menerus dan mengganggu ini dapat ditelusuri kembali ke masa kanak-kanak.
Diagnosis ADHD pada orang dewasa bisa jadi sulit karena gejala ADHD tertentu serupa dengan kondisi lain seperti kecemasan atau gangguan suasana hati. Banyak orang dewasa dengan ADHD juga memiliki setidaknya satu kondisi kesehatan mental lainnya seperti depresi atau kecemasan.
Nah, jika ada salah satu gejala yang telah disebutkan mengganggu hidup sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah menderita ADHD atau tidak.
Adapun penanganan ADHD pada dewasa sama seperti penanganan ADHD pada anak-anak. Penanganan ADHD pada orang dewasa mencakup meditasi, konseling psikologi atau psikoterapi, serta perawatan kondisi kesehatan mental yang terjadi bersamaan dengan ADHD.
Demikianlah penjelasan mengenai ADHD pada orang dewasa. Semoga bermanfaat.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait