Bikin Heboh! Kafe di Rusia Ini Umumkan Menu Baru Kontroversial Latte dengan ASI

Kartika
Sebuah kafe di Kota Perm, Rusia, telah menghebohkan publik setelah mengumumkan rencana memperkenalkan menu kontroversial latte yang mengandung ASI. Foto ilustrasi: Freepik/jigsawstocker

DEPOK, iNewsDepok.id - Sebuah kafe di Kota Perm, Rusia, telah menghebohkan publik setelah mengumumkan rencana memperkenalkan menu kontroversial latte yang mengandung ASI.

Jaringan kafe Perm, Coffee Smile telah menjadi perbincangan dunia maya Rusia setelah seminggu terakhir setelah mengumumkan rencana menggunakan ASI sebagai bahan produk kopi seperti latte dan capuccino.

Kegilaan ini berawal pada awal bulan ini, ketika Coffee Smile mulai menempelkan poster menu terbaru yang kontroversial. Orang mulai membagikan foto tersebut di media sosial.

Tak lama kemudian, pengusaha lokal dan pemilik Coffee Smile, Maxim Kobelev merilis video promosi yang mengklaim kafenya akan menggunakan ASI asli yang disimpan dalam kantong khusus berstandar farmasi.

“Baru-baru ini saya mengambil cuti melahirkan dan melihat bahwa banyak ASI yang dibutuhkan. Saya punya banyak,” ucap seorang ibu muda yang merupakan pemasok ASI dalam sebuah video, seperti dilansir iNewsDepok.id dari Oddity Central pada Senin (29/5/2023).

“Anak hanya minum sedikit, sehingga saya berpikir mengapa tidak mencari uang tambahan? Saya seorang penata rambut, tapi tidak bis dapat memotong banyak rambut dengan anak. Bahkan saya suka membuat kopi dengan ASI untuk suami, dia menyukainya,” tambahnya.

Kobelev meyakinkan calon pelanggan bahwa ibu-ibu yang akan memasok ASI-nya telah diuji untuk memastikan keamaan produk yang dikonsumsi.

Lebih lanjut menurut Kobelev, hanya dengan 40-45 dosis minuman yang mengandung ASI akan disajikan di awal, dengan rencanameningkatkan produksi hingga 1.000 produk hingga akhri tahun. Harga minuman tersebut 650 rubles ($8).

Setelah video promosi tersebut viral di media sosial, orang mulai bertanya-tanya apakah semuanya itu hoax dan mengapa Rispotrebnadzor, otoritas keamanan pangan Rusia tidak terlibat. Namun, beberapa justru tertarik mencoba kopi yang mengandung ASI tersebut.

Rencana Coffee Smile tersebut akhirnya terdengar juga ke otoritas lokal, yang berjanji menyelidiki dan melibatkan Rospotrebnadzor. Deputi setempat melakukan jajak pendapat untuk menanyakan pendapat untuk mengetahui apakah orang-orang tertarik mencoba kopi yang dicampur ASI.

Dari hasil jajak pendapat tersebut, menariknya sebanyak 46 orang responden menjawab ‘tidak pernah’. Sementara 23 responden menyatakan siap untuk mencoba.

Kontroversi Coffee Smile ini bahkan menjadi berita nasional di Rusia, tetapi ketika ada intervensi Rospotrebnadzor karena skandal besar ini, Maxim Kobelev mengungkapkan dia tidak pernah bermaksud menggunakan ASI.

Kobelev mengatakan, dia kebetulan sedang mencari cara yang murah dan efektif mempromosikan bisnisnya. Kemunculan seorang ibu muda yang menyusui di rapat perusahaan memberikan ide yang dia cari.

Awalnya mereka hanya merencanakan kampanye poster, tetapi setelah menjadi viral dibuatkan video promosi yang menjual ide tersebut. Dia tidak menyangka tipuan memasarannya laris manis dan menjadi perbincangan.

“Faktanya kami tidak mempersiapkan atau menjual kopi dengan ASI,” kata Kobelev dalam siaran persnya.

Kobelev mengatakan ketika berita ramai dan orang-orang, bahkan banyak temannya yang datang meminta menu kopi dengan ASI, pihaknya menjelaskan tidak menjualnya.

“Untuk mereka saya siapkan minuman campuran susu kambing dan almond. Rasanya sangat mirip, saya tahu karena sebagai ayam adri dua anak saya juga mencicipi yang asli,” ujarnya.

“Menggunakan ASI untuk membuat kopi adalah ilegal, sehingga kami tidak melakukan itu,” tambah Kobelev.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network