JAKARTA, iNews.id - Sambut semester baru, bimbel online Ruangguru melakukan riset terhadap 360+ responden dari seluruh Indonesia guna memahami aspirasi dan persepsi masyarakat terhadap makna pendidikan dan prestasi.
Riset menunjukkan mayoritas responden meyakini bahwa pendidikan merupakan kunci jaminan masa depan yang lebih sejahtera dan tidak terbatas hanya pada pencapaian akademis, sehingga motivator dan inspirasi justru datang dari teman kelas yang mampu menyeimbangkan kesenangan dan tanggung jawab akademis.
Sebagian besar responden menyatakan bahwa makna juara bagi mereka adalah saat mereka mampu untuk membuat perubahan yang lebih baik di dalam hidup mereka, sehingga tidak banyak dari responden merasa terinspirasi dengan temannya yang selalu meraih ranking 1 di kelas mereka.
Namun mayoritas responden juga menganggap bahwa sistem pendidikan terkadang memiliki keberpihakan kepada pelajar dengan ranking atas, padahal mereka senang dengan pendidik yang dapat merangkul semua pelajar dan mengajarkan materi secara menyenangkan.
Percaya bahwa pendidikan harus inklusif Ruangguru pun meluncurkan kampanye bertajuk #IniBaruJuara. Kampanye ini mengusung semangat inklusivitas dan merupakan ajakan bagi seluruh pemangku kepentingan di dalam sistem pendidikan untuk kembali meredefinisikan makna prestasi dan merayakan perubahan diri menjadi versi yang lebih baik.
Ignatius Untung Surapati, VP Marketing, Ruangguru, mengatakan, “Melalui kampanye #IniBaruJuara, Ruangguru menegaskan bahwa pendidikan berkualitas, tidak berjarak, dan fleksibel harus menjadi hak semua siswa. Kami mengerti bahwa kesuksesan dan prestasi memiliki keanekaragaman makna, dan senantiasa dijadikan sebagai cerminan atau refleksi nilai diri setiap pribadi. Oleh karena itu, fungsi nilai akademis dan ranking seharusnya hanya sebatas tolok ukur pemahaman materi dan menjadi landasan strategi sistem pendidikan dalam mengatur program studi, dan bukan sebagai patokan penilaian kesuksesan dan standar prestasi siswa yang bersifat final.”
Turut hadir dalam peluncuran kampanye virtual, Nicholas Saputra, Duta Belajar Ruangguru, merasakan relevansi terhadap pesan kampanye ini karena berdasarkan pengalaman, Nicholas pun melihat begitu banyak pihak yang masih mendefinisikan prestasi sebagai sebuah pencapaian signifikan yang hanya diukur dari nilai akademis.
“Sejak saya di bangku sekolah hingga sekarang, masih banyak pihak yang memandang prestasi akademis sebagai tolok ukur utama dan cerminan nilai diri. Itulah sebabnya, ketika nilai ujian kurang baik, semangat pelajar rentan patah. Tetapi, pesan kampanye ini menegaskan pentingnya pendidikan yang inklusif untuk mencerdaskan anak bangsa. Makna belajar adalah proses pengenyaman ilmu dan keterampilan untuk menjadi versi diri yang lebih baik dari sebelumnya, oleh karena itu, seharusnya setiap pencapaian, baik besar ataupun kecil, patut diakui dan dihargai”.
Pola pikir ini pun diamini oleh Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psikolog Anak dan Remaja, "Orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam membantu menanamkan pola pikir pro-growth sejak dini kepada anak-anak, sehingga makna kesuksesan dan prestasi diukur dari setiap pencapaian apa pun demi kebaikan diri. Orang tua dan pendidik patut menuntun anak-anak sehingga dapat menanamkan pola pikir yang mengakui segala bentuk pencapaian, bukan hanya demi kebaikan diri tetapi juga untuk membangun rasa percaya diri mereka. Sehingga perlahan-lahan, pencapaian signifikan pun memiliki makna yang lebih mendalam”.
Editor : Mikail Mpu
Artikel Terkait