DEPOK, iNewsDepok.id – Tim Tszyu dan Floyd Mayweather Jr memiliki kesamaan dalam karir bertinjunya. Keduanya tak dilatih ayahnya yang seorang petinju melainkan oleh pamannya hingga mereka menjadi juara dunia.
Jika Floyd ditinggal ayahnya yang dipenjara, Tim Tszyu ditinggal ayahnya yang kembali ke Rusia dan kawin lagi. Dalam perkembangannya baik Tim Tszu dan Floyd merasa lebih nyaman dilatih pamannya.
iNews Depok merangkum kisah Tim Tszyu dan Floyd Mayweather Jr dari berbagai sumber termasuk dari tayangan video.
Tim Tszyu lahir di Sydney Australia, 2 November 1994. Sedangkan Floyd Mayweather Jr lahir 24 Februari 1977 di Michigan, Amerika Serikat.
Dari sisi prestasi ayahnya, Tim Tszyu lebih baik dari Floyd. Ayah Tim adalah Kostya Tszyu yang merupakan petinju bergelimang prestasi baik di amatir maupun di tinju Pro.
Kosta Tszyu membela Rusia untuk tinju amatir. Prestasinya luar biasa antara lain menjadi juara dunia tinju amatir tahun 1991 yang digelar di Sidney.
Penampilannya yang menawan di amatir membuat pelatih tinju Australia Johny Lewis menawarinya pindah ke negeri Kangguru untuk terjun ke tinju pro. Kostya Tszyu langsung menyanggupinya. Kostya memboyong serta keluarga ke Australia.
Di ring tinju pro, Kostya Tszyu menyabet juara dunia tak terbantahkan di kelas Ringan Super dengan menyabet sabuk WBA, WBC, dan IBF. Saat itu sabuk WBO belum populer.
Banyak petinju hebat dipukul KO oleh Kostya Tszyu seperti Zab Judah dan Julio Cesar Chavez. Kosta adalah petinju yang pertama kali mengalahkan Zab Judah yang pernah disebut sebagai penerus Pernell Whitaker karena skill bertinjunya.
Meski mewakili Australia di tinju pro, hati Kostya tetap di Rusia. Makanya ia sering bolak-balik Rusia-Australia.
Makanya usai pensiun di ring tinju pro pada 2005, Kostya kembali tinggal di Rusia.
Sementara Tim Tszyu yang lahir dan dibesarkan di Australia, tak betah di Rusia yang iklimnya sangat dingin.
Orang Rusia yang memperlakukan Kostya Tszyu bak pahlawan juga membuat Tim Tszyu kurang bebas. Ia kemana-kemana diperlakukan istimewa seperti selalu ada sopir yang mengantarkannya.
Tim Tszyu merasa lebih nyaman tinggal di Australia yang memperlakukannya sama dengan anak-anak yang lain meski ayahnya adalah juara dunia.
Maka Tim Tszyu bersama kedua adiknya, ibu, paman, dan kakeknya memutuskan melanjutkan kehidupan di Australia.
Sementara Kostya Tszyu tetap di Rusia dan akhirnya kawin lagi. Jarak Australia dan Rusia yang jauh membuat Kostya jarang menemui anak-anaknya.
Meski tak lagi bersama ayahnya, darah tinju yang mengalir deras di tubuhnya membuatnya memilih tinju sebagai profesinya. Tim Tszyu kemudian dilatih pamannya Igor Golubaev hingga menjadi juara dunia WBO Interim kelas Menengah Ringan.
Seperti terlihat saat duel dengan Tony Harrison, 12 Maret 2023, Tim Tszyu tak didampingi ayahnya. Pelatihnya di sudut ring adalah pamannya, Igor Golubaev.
Bukan hanya tak melatih, ayahnya pun tak pernah menonton Tim Tsyzu bertanding. Satu-satunya ayahnya menonton adalah saat menyaksikan duel putranya pada debut profesional tahun 2016. Ia sengaja terbang dari Rusia ke Australia.
Hanya kakeknya, Boris Tszyu yang sering melihat langsung di sisi ring sebagai penonton.
Tim Tszyu mengaku tidak nyaman jika ayahnya berada di sisi ring tinju. ”Ayah saya terlalu banyak berteriak, itu tidak nyaman,” keluh Tim.
Floyd Mayweather Jr Ditinggal Ayahnya yang Dipenjara
Kisah Tim Tszyu menjadi juara dunia relatif lebih mudah dibandingkan dengan Floyd Mayweather Jr. Ayahnya, Floyd Mayweather Sr berasal dari keluarga miskin.
Satu-satunya cara mereka bisa keluar dari kemiskinan adalah Tinju. Maka Floyd Sr sejak 15 berlatih menjadi petinju yang kemudian diikuti adiknya Roger dan Jeff Mayweather.
Diantara ketiga kakak beradik, Roger Mayweather yang paling moncer kariernya. Pada duel di ring pro ke-15, Roger Mayweather sudah menjadi juara dunia WBA Bulu Super.
Total petinju berjuluk Black Mamba ini mengemas rekor ring tinju 72-13 yaitu 72 kali duel dan 13 kali diantaranya kalah.
Sementara Floyd Mayweather tak pernah menjadi juara dunia. Duel paling bergengsi Floyd Sr adalah saat mencoba merebut gelar USBA (Sabuk Asosiasi Tinju Amerika Serikat) pada 26 April 1985. Namun Floyd Sr kalah dari Marlon Starling.
Floyd Sr juga kalah KO ronde 10 dalam pertarungan dengan Sugar Ray Leonard yang kemudian menjadi legenda di kelas Menengah.
Menjadi petinju kelas bawah, kehidupan Floyd Sr terlunta-lunta. Iya pun sering cekcok dengan ibu Flyod Jr. Parahnya lagi orang tua baik ayah dan ibunya menjadi pecandu narkoba.
Pernah suatu ketika cekcok hebat antara orang tua Floyd Jr. Adik ibunya tak terima sehingga menembak kaki Floyd Sr.
Floyd Sr selamat dari penembakan adik iparnya karena menjadikan Floyd Jr sebagai tameng hidup.
Dengan kehidupan pencandu narkoba, Floyd Sr ditangkap dan di akhirnya merikngkun di penjara.
Jadilah Floyd lebih banyak dilatih pamannya, Roger Mayweather. Maka saat Roger meninggal pada 17 Maret 2020, Floyd Jr menangisinya. Floyd Jr menganggap pamannya, Roger orang terpenting dalam hidupnya.
Namun yang jelas kehidupan sulit di masa kecil, membentuk Floyd Mayweather Jr menjadi petinju tangguh tak terkalahkan dan terkaya di dunia.
Kehidupan seringkali tak berjalan linear seperti dialami Floyd Mayweather Jr dan Tim Tszyu yang tak dilatih ayahnya sendiri. Dan itu mungkin yang disebut hikmah yang mengantarkan keduanya menjadi juara dunia.
Jika dilatih ayahnya, mungkin Floyd Mayweather Jr dan Tim Tszyu tak akan menjadi juara dunia.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait