"Kegiatan ini dilaksanakan di 14 kabupeten 7 provinsi yang saat ini sudah berjalan yang dilaksanakan antara lain untuk tanaman pangan, holtikultura, ada perkebunan dan peternakan, sebuah konsep pertanian yang sifatnya terintegrasi," sambungnya.
Prihasto berharap, UPLAND mampu memperkuat posisi pertanian Indonesia agar tetap kokoh dan bisa bertahan dari berbagai goncangan krisis dunia. Karena itu, dia mengapresiasi projek UPLAND dalam mengoptimalisasi dataran tinggi Indonesia.
"Saya menyampaikan apresiasi dukungan LLF bersama lembaga mitra lainya melalui projek UPLAND untuk Optimalisasi dataran tinggi kita. Dan hasil rekomendasi ini akan kami tindaklanjuti," kata Prihasto.
Sekedar informasi, kegiatan UPLAND merupakan kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari dana hibah luar negeri dengan pemberi pinjaman yaitu Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Salah satu perwakilan Islamic Development Bank (IsDB), Salah Jalessi mengapresiasi terkait upaya pengembangan sektor pertanian di dataran tinggi. Kegiatan UPLAND sendiri memiliki jangka waktu 5 tahun yang dimulai dari tahun 2020 dan berakhir di akhir tahun 2024 dengan fokus pengembangan pada 14 komoditas di 13 Kabupaten.
"Manfaat dari kegiatan ini bagi masyarakat petani dan pedesaan sudah sangat dirasakan dan perlu perpanjangan waktu untuk dapat merealisasikan seluruh rencana program di mana dapat dilihat progres di lapangan dan program sudah berjalan sesuai perencanaan," pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait