Mengerjakan puasa sunnah
Semasa hidupnya, Rasulullah SAW banyak melaksanakan puasa sunnah saat bulan Sya’ban. Tertuang dalam hadist, berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ, فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra bahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim 1156/2721)
Pasutri Wajib Tahu Selain itu, istri lainnya Ummu Salamah radhiallahu ‘anha juga mengatakan, “Saya tidak pernah mendapatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR An-Nasai no. 2175 dan At-Tirmidzi no. 736.
Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasai) Meskipun demikian, tidak ada aturan khusus terkait jumlah hari yang dianjurkan untuk melakukan puasa di bulan Sya’ban.
Demikianlah hikmah bulan sya’ban dengan memperbanyak 3 amalan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait