Warga Depok, Yuk Mengenal Perbedaan Depok Lama dan Depok Baru

Nevriza Wahyu Utami/Kartika
Perbedaan Depok Lama dan Depok Baru. Foto ilustrasi Alun-alun Depok, Ist

DEPOK, iNewsDepok.id - Warga Depok apakah sudah mengenal perbedaan Depok Lama dan Depok Baru? Ternyata perbedaan keduanya bukan hanya sekadar nama stasiun lho!

Kawasan Depok Lama tidak terlepas dari keberadaan Stasiun Depok, yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Stasiun Depok Lama. Stasiun ini berlokasi di Jalan Stasiun Depok Lama, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas.

Di Depok sendiri terdapat 5 stasiun KRL Commuter Lain, di antaranya Stasiun Depok Lama, Stasiun Depok Baru, Stasiun Pondok Cina, Stasiun Universitas Indonesia (UI) dan Stasiun Citayam.

Di samping nama stasiun, ada beberapa perbedaan antara Depok Lama dan Depok Baru yang memiliki sejarah tersendiri sejak jaman kolonialisme Belanda.

Sebelum membahas perbedaan Depok Lama dan Depok Baru, kita membahas terlebih dulu mengenai Kota Depok. Kota Depok berada di Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan luas wilayah 200,29 kilometer persegi.

Secara geografis, Kota Depok berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah utara, Kabupaten Bogor di sebelah selatan dan timur, serta Kota Tangerang Selatan di sebelah barat.

Kota Depok berdiri pada 27 April 1999. Tanggal peresmian Kota Depok ini dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Depok. Sebelumnya Kota Depok terbentuk dari Kota Administratif (Kotip) Depok, yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bogor.

Depok memiliki 11 kecamatan dan 23 kelurahan. Mengutip laporan BPS bertajuk “Kota Depok dalam Angka 2022”, 11 kecamatan di Depok, yaitu Sawangan, Bojongsari, Pancoran Mas, Cipayung, Sukmajaya, Cilodong, Cimanggis, Tapos, Beji, Limo, dan Cinere.

Nah, penasaran dengan perbedaan Depok Lama dan Depok Baru? Simak pembahasan berikut ini, seperti dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa (21/2/2023):

Perbedaan Depok Lama dan Depok Baru

  1. Depok Lama


Tugu Cornelis Chastelein di depan Rumah Sakit Harapan Depok yang telah berhenti beroperasi. Foto: iNewsDepok/Benedict J. C. Pietersz

Sebutan Depok Lama merujuk pada sebuah wilayah pusat pemerintahan Depok di masa lalu. Pada abad ke-17, Depok adalah wilayah milik pejabat tinggi VOC, Cornelis Chastelein.

Status Depok menjadi tanah partikelir hingga 1949 ketika pemerintah menghapuskan tanah partikelir. Selanjutnya wilayah ini menjadi milik negara, yang termasuk dalam bagian Kawedanaan Parung, Kabupaten Buitenzorg atau kini Bogor.

Kawedanaan Parung terbagi atas Kecamatan Parung dan Kecamatan Depok, demikian dikutip dari artikel “Dari Depok Lama ke Depok Baru: Berjuang Menjadi Kota, 1970-an hingga 1990-an” oleh Tri Wahyuning Mudaryanti,

Pusat kota Kecamatan Depok berada di Pancoran Mas. Wilayah ini yang kini identik sebagai Depok Lama. Depok Lama menjadi pusat kegiatan dan pemerintahan, serta wilayah hunian Belanda Depok.

Sebutan Belanda Depok mengacu pada pribumi yang tinggal di tanah partikelir Depok. Belanda Depok berasal dari beragam etnis yang merupakan keturunan dari budak yang dibeli Cornelis Chastelein.  

Saat ini Depok Lama berada di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Kawasan tersebut memiliki peninggalan bersejarah seperti GPIB Immanuel Depok di Jalan Pemuda, Tugu Cornelis Chastelein, gedung Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein, serta rumah-rumah dengan arsitektur tempo dulu.

Sebutan Depok Lama muncul seiring pembangunan yang terjadi di Depok. Pada tahun 1976, pemerintah membangun permukiman berskala besar di Depok yang dinamakan Perumnas (Perumahan Nasional).

Pembangunan Perumnas ini untuk mengurangi padatnya penduduk di ibu kota Jakarta. Kawasan Perumnas inilah cikal bakal kawasan Depok Baru.

  1. Depok Baru

Kawasan Depok Baru ada seiring dengan pembangunan Perumnas di Depok pada 1976. Saat itu Depok dirancang menjadi kota satelit bagi Jakarta.

Melihat letak Depok yang dekat dengan Ibu Kota Jakarta, maka Depok dipilih sebagai lokasi perumahan bagi penduduk yang bekerja di Jakarta.

Perum Perumnas membangun Perumnas Depok I yang merupakan Perumnas pertama di Indonesia. Selanjutnya, pembangunan Perumnas lainnya di Depok Tengah dan Depok Timur.

Kini Depok dikenal sebagai kota pelajar karena adanya kampus Universitas Indonesia (UI) yang berada di kawasan Margonda. Di Depok juga terdapat banyak universitas, seperti Universitas Gunadarma di Jalan Margonda dan Jalan Akses UI.

Kawasan Margonda Depok merupakan kawasan yang selalu ramai karena banyak pula pusat perbelanjaan. Di kawasan ini juga ada pusat pemerintahan, polres, terminal, hingga rumah sakit.

Kawasan ini disebut sebagai Depok Baru. Selain menjadi penyebutan bagi kawasan baru di luar Depok Lama, nama Depok Baru juga menjadi nama salah satu nama stasiun di Depok, yang lokasinya tidak jauh dari Margonda.

Stasiun Depok Baru berada di Jalan Stasiun Depok Baru, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Lokasi stasiun ini sangat strategis berada di belakang Kantor Wali Kota Depok, ITC Depok, Terminal Depok, dan berseberangan dengan Polres Metro Depok.

Jalur kereta menuju dan dari Stasiun Depok Baru adalah KRL Jakarta Kota-Bogor yang dibangun pada masa penjajahan Belanda dan selesai pada tahun 1880-an.

Stasiun Depok Baru ini dilakukan enovasi pembangunan yang rampung sejak 1992 dengan memiliki tiga jalur lintasan.

Itulah perbedaan antara Depok Lama dan Depok Baru. Semoga informasi ini bermanfaat.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network