LAMPUNG, iNews.id - Yahya Staquf, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Joko Widodo, Jrumat (24/12/2021) pagi terpilih menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode 2021-2026 dalam Muktamar NU yang digelar di GSG Universitas Lampung,
Yahya adalah kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan mereka adalah anak dari KH. Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang juga dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren Roudlotut Tholibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Pria bernama lengkap Yahya Cholil Staquf itu lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 16 Februari 1966. Ia merupakan salah satu murid KH. Ali Maksum saat bersekolah di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, dan pernah menimba ilmu di pesantren.
Yahya juga tercatat pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, dan ketika masih berstatus mahasiswa, dia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta.
Saat terpilih menjadi Ketum PBNU periode 2021-2026 pagi ini, Yahya selain menjabat sebagai Watimpres Jokowi, juga sebagai Sekretaris Umum Katib Syuriah PBNU.
Sebelumnya, Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman "Gus Dur" Wahid. Ia dilantik menjadi Watimpres Jokowi pada tanggal 31 Mei 2018 di Istana Negara.
Kunjungan ke Israel
Gus Yahya, demikian Yahya Staquf biasa dipanggil, pernah bikin geger publik Nusantara karena pada Juni 2018, saat masih menjabat sebagai khatib Aam PBNU, dia melakukan kunjungan ke Israel dan bertemu Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel kala itu. Foto pertemuan Gus Yahya dengan Netanyahu bahkan diposting di Twitter pada 14 Juni 2018.
Kunjungan Gus Yahya ke Israel itu bikin geger, karena antara Indonesia dengan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, sehingga timbul pertanyaan, dia ke sana dengan membawa misi apa? Siapa yang mengundang? Siapa yang memfasilitasi?
Meski demikian, kedekatan Gus Yahya dengan Israel (baca: Yahudi) memang sudah menjadi rahasia umum, karena selain sebelum kunjungan itu Yahya diketahui menjadi pembicara di forum American Jewish Committee (AJC) Global Forum, dia juga mengikuti kuliah umum di The Truman Institute, Israel.
Merujuk data Wikipedia, sepanjang karirnya, Gus Yahya tak hanya berkiprah dalam bidang keagamaan di tingkat lokal, namun juga internasional.
Pada tahun 2014, Gus Yahya menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat, yaitu Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam. Dia juga pernah dipercaya menjadi tenaga ahli perumus kebijakan di Dewan Eksekutif Agama di Amerika Serikat – Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015, untuk menjalin kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Pada 15 Juli 2021, Gus Yahya mendapatkan apresiasi tinggi dari tokoh-tokoh perdamaian dunia dalam perhelatan International Religious Freedom (IRF) Summit, di Washington, DC, Amerika Serikat, dan dia juga pernah didaulat sebagai utusan GP Anshor dan PKB untuk jaringan politik yang tersebar di Eropa dan Dunia, yakni Centrist Democrat International (CD) dan European People’s Party (EPP).
Editor : Rohman
Artikel Terkait