MALANG, iNewsDepok.id- Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (BEM FIB UB) menggelar 2 kegiatan sosial sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.
Kegiatan sosial bertajuk Cipta Karya Desa dan Budaya Mengajar (Ciptades dan X Bume).
Ciptades berlangsung di Dusun Baran RW 007, Kelurahan Tlogowaru, Malang. Sedangkan program Budaya Mengajar (Bume) di MI dan MTs Jabal Nur Desa Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Kedua program berjalan bersamaan dari tanggal 10 September-26 November 2022.
Cipta Karya Desa atau Ciptades adalah program kerja dari Kementerian Sosial dan Lingkungan BEM FIB UB. Bentuknya pengabdian untuk masyarakat di desa secara berkala dan berkelanjutan.
Kegiatan sosial Ciptades di Dusun Baran RW 007, Kelurahan Tlogowaru, Malang untuk mencegah pembakaran sampah dengan daur ulang sampah. Foto: BEM FIB UB
Kegiatan sosial Ciptades terdiri dari 4 tahap yaitu:
Tahap 1, volunteer Ciptades memberikan sosialisasi dan penyuluhan tentang masalah dan akibat pembakaran sampah yang menjadi permasalahan utama desa tersebut.
Tahap 2, memberikan sosialisasi mengenai cara mengolah sampah dengan baik dan memberikan penjelasan mengenai daur ulang dari barang bekas.
Tahap 3, melakukan praktek mengenai cara mendaur ulang barang-barang bekas tersebut dengan cara membuat pot gantung sedehana yang bisa dilakukan semua orang dan menanam bibit sawi di botol bekas tersebut. Selain itu, volunteer Ciptades juga membuat keset dari kain bekas bersama ibu-ibu desa setempat.
Tahap 4, mengadakan sosialisasi mengenai desa hijau dan wawasan tentang desa wisata, serta menjelaskan juga manfaat dari bibit buah yang akan ditanam.
Setelah sosialisasi ini dilakukan, volunteer Ciptades dan desa setempat melakukan penanaman bibit sawo dan alpukat.
Agnes, Ketua Divisi Volunteer Ciptades tahun 2022 berharap kegiatan sosial yang mereka lakukan membuat warga lebih mengerti tentang potensi desa mereka. Dengan demikian pemikiran dan kreatifitas warga semakin berkembang dan terbuka.
”Penanaman buah dan sayur semoga terus dikembangkan warga,” kata Agnes.
Program Budaya Mengajar di Desa Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang
Selain Ciptades, BEM FIB UB juga menyelenggarakan kegiatan Budaya Mengajar (Bume) yang kali ini berkolaborasi dengan Cetta Online Class. Budaya Mengajar sendiri adalah kegiatan berbentuk pengabdian di bidang pendidikan, yaitu dengan langsung mengajar peserta didik di sekolah binaan.
Kegiatan Bume kali ini diselenggarakan di Mi dan MTs Jabal Nur di Desa Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Sama seperti Ciptades, Bume juga memiliki volunteer yang bertugas sebagai pengajar peserta didik Mi dari kelas 1 sampai kelas 6 dan MTs dari kelas 7 sampai kelas 9.
Volunteer kegiatan sosial BEM FIB UB bertajuk Cipta Karya Desa dan Budaya Mengajar (Ciptades dan X Bume). Foto: BEM FIB UB
Terdapat 18 orang volunteer yang pada masing-masing kelas ditempatkan sejumlah dua orang. Para volunteer tersebut mengambil jurusan sastra dan bahasa asing, seperti Sastra Inggris, Sastra Perancis, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan dan Sastra Indonesia, dan Sastra Jepang
Kegiatan Bume ini diselenggarakan bukan serta merta untuk memenuhi target pencapaian program kerja tahunan BEM FIB UB, melainkan sebagai tonggak perubahan dan penunjuk jalan keluar untuk beberapa permasalahan utama yang tidak boleh luput dari pantauan generasi muda.
Fathiyyah Kamila, Ketua pelaksana Bume 2022 mengungkapkan ada sejumlah permasalahan yaitu pernikahan dini dan penyalahgunaan narkotika.
”Menurut saya, itu salah satu berita yang sangat menyedihkan untuk diketahui,” kata Fathiyyah Kamila.
Fuad Mustholahul, Community Manage Cetta Online Class, berharap dengan terselanggaranya program Budaya Mengajar, peserta didik dari jenjang MI hingga MTs dapat terus termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang setinggi mungkin hingga jenjang universitas.
Aditya Bima, Ketua Divisi volunteer Bume 2022 berharap peserta didik bisa lebih termotivasi dan aware tentang pentingnya meraih pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
”Terus juga khususnya untuk pendidikan bahasanya, saya harap mereka akan selalu tertarik untuk terus mempelajari dan mengembakan kemampuannya dalam bahasa-bahasa yang mereka minati,” terang Aditya Bima.
Dalam pelaksanaanya, peserta didik tidak hanya disuguhkan pelajaran-pelajaran teoritikal. Bersama rekan-rekan volunteer, mereka juga dapat merasakan serunya mempelajari hal-hal yang mengharuskan mereka untuk melakukan sebuah praktek uji coba.
Seperti science class, peserta bisa merasakan luar biasanya eksperimen gunung meletus dari lilin mainan, melihat pantulan cahaya dari layar ponsel dengan bantuan kepingan plastik mika, dan eksperimen mengagumkan lainnya.
Peserta didik juga turut serta dalam pelaksaan praktek gosok gigi bersama dan mencuci tangan dengan baik untuk menerapkan pola hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri di lingkungan sekolah.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait