JAKARTA, iNewsDepok.id - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, dan menggali potensi ekonomi warga RW 06 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, panen sayuran pakcoy hidroponik. Tidak hanya itu, mereka juga membudidayakan ternak lele.
Kapolsek Jagakarsa Kompol Multazam Lisendra mengatakan, panen sayuran pakcoy hidroponik di RW 06 Kelurahan Srengseng Sawah ini, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan. Multazam menambahkan, pengelolaan budi daya tanaman hidroponik bisa menjadi penghasilan warga sekitar.
“Hasil panen diperuntukan bagi warga sekitar dan sebagian dijual yang dikelola oleh petugas RW, untuk kegiatan dan pemanfaatan dikembalikan ke masyarakat,” kata Kompol Multazam pada hari Senin (2/1/2023).
Program ini mendukung ketahanan pangan, sebagai cara baru menghadapi keterbatasan lahan pertanian. Serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan.
Tidak hanya memanen pakcoy, warga RW 06 juga menanam bibit baru selada, dan memanen ikan lele Budikamber.
Dalam kegiatan ini, warga memanen pakcoy 34 kilogram (kg), serta 8 kg ikan lele Budikamber. Selain itu, warga juga membudidayakan ikan Sumatra (Puntius tetrazona) adalah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak suku Cyprininae.
“Nama tersebut adalah nama perdagangannya sebagai ikan hias. Di Kalimantan Barat dikenal dengan nama ikan berbaju (Green Tiger), disampaikan bahwa budidaya ikan hias Green Tiger, sekitar usai ikan tiga bulan,” kata Kompol Multazam.
Budi daya ini dimonitor setiap sebulan sekali, total panen tanaman hidrogen selama sebulan mencapai 150 kg, bahkan bisa lebih.
"Sistem kami untuk budidaya dengan keterbatasan lahan, dan kendala kami di masalah lahan yang minim serta kesiapan masyarakat dalam penyesuaian tanaman hidroponik,” ujar Mantan Kapolsek Cilandak ini.
Selain budi daya sayuran pakcoy hidroponik, di lokasi ini juga ditanami tanaman buah dan sayur mayur seperti kembang kol, kangkung, selada, serta cabai. Terdapat juga pohon produktif buah belimbing, jambu air, jambu kristal, alpukat dan jeruk santang.
Faktor lingkungan juga diperhatikan, dengan memanfaatkan Kantor Sekertariat RW 06, yang mana di lantai bawahnya digunakan untuk bank sampah dan kegiatan warga, lantai dua untuk PAUD, dan lantai tiga budi daya tanaman hidroponik.
“Jadi setiap kali nimbang dalam bank sampah ini antara waktu satu bulan sekali kurang lebih diangka 800 kg, hanya untuk bahan plastik dan kertas itu,” ungkapnya.
Ketua RW 06 Kelurahan Srengseng Sawah, Sanyoto mengatakan keterbatasan lahan menjadi kendala. Namun dengan cara kreatif, pihaknya mampu memanen hasil budi daya tersebut.
"Dalam setiap kali penen, hasil budidaya hidroponik menghasilkan kurang lebih 34 kg sayuran pakcoy. Sistem kami untuk budi daya dengan keterbatasan lahan, kendala kami di masalah lahan yang minim serta kesiapan masyarakat dalam penyesuaian tanaman hidroponik," kata Sanyoto.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait